Penghuni Taman Bermain Part 2

Papa Raya : Ma...ma..kamu knapa Teriakk2 (Memeluknya).
Mama Raya : Raya pa...Raya...
Papa Raya : Iya Raya Kenapa? Tenang..Ma Tenang
Mama Raya : Bsok Kita Harus Ke Taman Bermain Tempat Raya Terakhir beradaa...
Papa Raya : Iya2 bsok kita kesana ya...skrg mama tidur dulu.

keesokan paginya
Papa Raya, Mama Raya, Dan Bang Dadang Pergi Ke taman Bermain Itu..
Sesampainya disana tanpa pikir panjang mama raya belari masuk kedalam taman bermain itu.
Mama Raya : Mana Rumahnya..Di Sini Seharusnya Ada Rumah (Melihat Sekeliling).
Bang Dadang : Rumah Apa nyah, dari awal saya kesini sya lihat nggak Ada Rumah di dalam sini.
Papa Raya : Mama Cari apaan sih ma? Mana ada Rumh Disini, Rumah Apaan.
Mama Raya : Seharusnya di sini ada Rumah pa..
ditengah Perdebatan mereka Seorang Wanita muda Memotong pembicaraan mereka..
Wanita Itu : Ibu ini benar, ya!! Disini mmg ada Rumah.
Papa Raya : Kamu Siapa? Jelas2 disini tidak Ada Rumahnya.
wanita itu : Maaf pak saya lancang, Saya Laura, Disini Saya melihat rumah besar ini masih berdiri kokoh mungkin bapak tak melihatnya tapi di sini sya melihatnya.
mama raya : iya pa, Raya ada di dalam rumah itu.
Papa Raya : Rumah Yang Mana ma? Melihatnya saja kita tidak bisa bagaimana kita bisa menjemputnya. Sebenarnya Rumah Siapa itu .
Penghuni Taman Bermain Part 2
Laura Memegang Sebuah Ayunan dan Memejamkan Matanya, Dia Melihat Seorang Gadis Kecil Yang Sedang duduk di Ayunan Itu, Ank Itu Bernyanyi Sendiriann, Tiba2 Seorang Wanita Berbicara kepdanya
wanita itu : Nak Mama Pergi Dulu Ya (Mencium Keningnya).
Begitu juga dengan seorang pria yang Juga Menghampirinya.
Pria Itu : Papa Pergi dulu ya (Mencium Keningnya).
Anak itu kembali bermain sendirian mencoba semua permainan yang Ada di halaman Rumahnya, dia msuk kedalam Rumahnya mengambil sepotong Roti dan menancapkan sebuah lilin kecil di atas roti tersebut lalu menghidupkan lilin itu.
Dia bernyanyi menghadap sepotong roti dan sebuah lilin itu
Gadis Kecil Itu : Happy birthday Lisa..Happy Birthday Lisa..Happy birthday happy birthday..happy birthday lisa..
setelah menyanyikan lagu itu, dia meniup lilin kecil itu, dia menaiki tangga dan mengambil sebuah kertas yang bergambar Ayunan dan wahana mainan lainnya disitu juga ada Gambar 3 Orang Yang Sedang Tertawa Bahagia  Dan Masing2 Tertulis Nama di Bawahnya Papa, Mama dan Lisa.
Anak itu membawa gambar tersebut menuruni Tangga Namun Kakinya Tergelincir dan membuatnya berguling jatuh kebawah Membuat kepalanya terbentur kelantai Dan mengeluarkan Darah yang sangat banyak. Dengan memegang kepala, dengan niat menutupi luka pada kepalanya, dia berusaha bangkit dan berusaha menjangkau telpon rumahnya, dia merayap perlahan. Darah semakin bercucuran, dia Menekan angka pada telpon rumahnya.
Gadis Kecil Itu : Ma..
Baru saja itu yang ia ucap kan, Suara Seorang Wanita Dari Dalam Telpon Menghentikan Ucapannya.
Wanita itu : telpon papa aja ya, mama sibuk.
Dan panggilan itu terhenti, dia kembali menekan nomor pada telpon rumah nya, baru saja ia ingin berkata tiba2 ucapan seorang pria lagi2 menghentikan ucapannya.
Pria Itu : Nak Kamu Telpon Mama Aja Ya Papa Lagi Sibuk Banget ni.
Dan Lagi Panggilan Telpon itu Terhenti. Karna Darah Yang Terus Mengalir Membuatnya Terbaring Kaku Tak Bernyawa Di lantai, Dengan gambar yang tergeletak di tanggannya.
hingga malam hari...
Suara Mobil Terpakir Di Depan Rumahnya, Dan Seorang Wanita Dan Pria Menuruni Mobil Tersebut.
Wanita itu : Nak Mama Papa Pulang ni, Kami Bawa Hadiah Buat Kamu (teriak seorang wanita saat Membuka Pintu Rumah Itu).
Dengan Wajah Terkejut Wanita dan pria itu Memandang Gadis Kecil Yang Terbujur Kaku Dengan Darah Di Lantai ia berlari Menghampiri Gadis kecil malang itu.
Wanita itu : Nak kamu knapa nakk, Bngun nakk Bngun (Menangis Dan Memangku Tubuh Gadis Kecil Itu).
Pria itu : Lisa bngun nakk.
Wanita dan lelaki itu Menangis dan mengulangi kalimat itu berkali2 menghadap jenazah gadis kecil itu.
Mereka Melihat Gambar Yang Di pegang Gadis Kecil itu.
Wanita itu : Lisa Mau Sama2 Mama Papa Terusya? (Menatap gambar itu).
Pria itu : Mama Sama Papa Bakalan Main Bareng2 Lisa.
Dan kmudian Mereka Mengangkat Jenazah gadis kecil itu dan menguburnya di Taman Bermain Di Halaman Rumahnya, kmudian mereka masuk kedalam rumahnya dan dengan sgaja membakar dirinya, Istrinya serta Semua yang ada d dalam rumahnya Hingga Mereka Berdua  Menjadi Abu.
Mungkin mereka merasa bersalah atas apa yang menimpa anaknya.
Laura membuka matanya perlahan dan menyeritakan apa yg ia lihat kepada mama raya papa Raya serta bang dadang.
Mama Raya : Jadi bgaimana saya bisa menemukan Raya Anak Saya (Menangis).
Laura : Saya bisa bantu ibu, tapi ibu sendirilah yang bisa menjemputnya.
Papa Raya : Biar saya ajaa Yang Jemput Raya.
Laura : Maaf Pakk Tidak bisa, Karna Hanya Ibulah Yang Tau Di Mana Raya Berada Saat Ini.
Mama Raya : Iyaa2 saya mau (Mengangguk Dan Menghapus Airmata nya).
Papa Raya : Mama Yakin?
Mama Rayan : Ini Demi anak Kita Pa.
Setelah Menjelaskan Beberapa Hal Kepada Mama Raya. Laura Pun Menyuruh Mama Raya Untuk Duduk Di Sebuah Ayunan Bersamanya, Dan Memejamkan Matanyaa.
Tiba2 Mama Raya Hilang Di Hadapan Mereka Semua.
Papa Raya : Dimana istri saya (Melihat Kiri Kanan).
Laura : Tenang Pakk, Istri Bapak Sedang Menjemput Anak Bapak.
Dan Sisi lain Mama Raya Sedang Berdiri Menghadap Rumah Itu, Dia Tak Melihat Papa Raya, Bang Dadang, Dan Juga Laura Lagi Tanpa Pikir Panjana Ia pun Memasuki Rumah Itu.
Dia Menaiki Tangga Dan Menuju Kamar Di Mana Ia Melihat Raya Dalam Mimpinya, Dia Menghadap Ke Arah Dalam Kamar Dan Memang Benar Semua Yang Ia Alami Dalam Mimpi Kini Ia Alami Lagi.
dlDia Berusaha Memanggil Raya Dan Bergegas Ingin Menghampirinya, Sma Sperti Di dalam Mimpi Bukan Raya Yang Mendengar Panggilan Mamanya Tetapi Gadis Kecil Yang Bermain Bersamanya.
Wajah Pucat Darah Yang Membasahi Rambutnya, Juga Mengalir di Bagian Wajahnya, Mata Yang Tak memiliki Bola Mata Hitam. Dia Menatap Tajam Ke Arah mama Raya Dan Mendekati nyaa.
Melihat pemandangan seperti itu Mama Raya Terduduk Jatuh Kelantai Gadis Kecil Itu Mencekiknya Dan Berbisik ditelinganya.
Gadis Kecil Itu : Kau Bukan Orang Tua!
Nadanya terdengar jelas Seperti Tak Suka Akan Kehadiran Mama Raya.

Penghuni Taman Bermain

Raya : Bi,Mama Udh Pulang? (Sepulang Sekolah).
Bi Siti : Belum non Raya, Kata Mama non 5 hari lagi baru pulang dari Singapura.(Mengambil Tas Raya).
Raya : Kalau Papa bi?
Bi siti : Sama non mungkin 5 hari lagi.
Raya : Yaudh Bi, Raya kekamar dulu ya (Menuju kamar).

Bgitulah Kehidupan Gadis Kecil Berusia 10 tahun itu, Karna Kesibukkan Mama dan Papanya, ia Hanya Sering Menghabiskan Waktunya di rumah hanya bersama bang dadang supirnya dan bi siti pembantu nya.
Penghuni Taman Bermain
Hidup Sebagai Anak Tunggal Dengan Kemewahan Yang Melimpah Serta Semua Fasilitas Yang Membuat Siapapun Ingin Menjadi dia, tentu Sangat Menyenangkan bukan? Tapi Tidak Menurut Raya, Dia Tidak Memperdulikan Apa Yang dia punya, Yang dia inginkan hanyalah Menghabiskan waktu dirumahnya bersama mama dan papanya.

Raya : Bang dadang...Bang Dadang..(Teriak Raya Saat Berlari menuruni Tangga).
Bang dadang : Iya non ada apa?
Raya : Bang dadang Raya Bosan Dirumah, Raya pngen Jalan2
Bang dadang : Jalan kmna non, Bukn nya bang Dadang nggk mau tapi mama non cuman nugasin bang dadang ngantr jemput non sekolah aja.
Raya : Ayo dong bang dadang, Raya Bosen di rumahh..(Wajahnya Cemberut).
Bi Siti : Itu non Raya Kamu Apain Dang? Smpai Cmberut gitu (Menghampiri Raya Dan Bang Dadang).
Bang Dadang : Ini loh Non Raya Mau Jalan2 Bosan Katanya Dirumah.
Bi Siti : Mmgnya knapa Cumn Jalan2 Bentar kokk.
Bang Dadang : Tapi kan nyonya nggk nugasin aku buat ngajak Non Raya jalan2.
Raya : Yaudh kalau nggk mau Raya juga nggk mau makan (Melangkh menaiki tangga).
Bi Siti : Tunggu Non Raya (Menghentikan langkah Raya). Kalau non Raya Sakit gara2 nggk mau makan kamu yang tanggung jawab ya dang.
Bang dadang : Aduh gmna ya (menggaruk kepala).
Raya : Udh bi nggk pp lagian Raya Nggk makan juga nggk pp (wajahnya kesal dan melanjutkan menaiki tangga).
Bang dadang : Non Raya tunggu...(Menghentikan Langkah Raya). Iyadehh Bangg dadang Mau.
Raya : Serius Bang Dadang Mau? (Memandang Bg Dadang).
Bang dadang : Iya2 Tapi Sebentar Aja ya (Mengangguk).
Raya : Horeee (Tertawa dan menuruni tangga).
Raya dan Bang Dadang pun Masuk Ke dalam mobil.
Bang Dadang : Jdi kita mau kmana non?
Raya : Muter2 aja duluu.

Mobil pun bergerakk dan memutari beberapa jalan.

Raya: Bang dadang Berhenti (Melihat Sebuah Taman Bermain).
Bang dadang : Ada apa non (Menghentikan Mobilnya).
Raya : Aku mau main di sana (Menunjuk Taman bermain).
Bang dadang pun memakirkan mobilnya di depan Sebuah Taman Bermain. Mereka pun bergegas turun dan memasuki taman bermain.
Bang Dadang : Non Raya Yakin Mau Main Disini, Di sini Sepi Banget loh (Melirik Kiri kanan).
Raya : Dahh Raya main dulu (Berlari Meninggalkn Bg Dadang).
Bg Dadang : Ehh non Raya...Bang Dadang Tunggu di sini Aja ya..(Berteriak dan Duduk di sebuah Bangku).

Raya Mencoba beberapa Permainan Disana, dia sdikit bhagia walaupun hnya bermain sendiri, Sementara bg dadang hanya Sibuk Bermain Game Di Handphone Nya.
Saat Menuruni Seluncuran Raya Melihat Gadis Kecil kurang lebih seusianya dia tersenyum kepada Raya, tanpa memikirkn apapun Raya Menghampirinya.
Raya : Haloo aku Raya (Menjulurkan Tanganya).
Anak Itu : Aku Lisa (Memegang Tangan Raya)
Raya : Kamu Sama Siapa Kesini?
Lisa : Sendiri, Kamu kesini Juga Sama Siapa?
Raya : Aku Sama Bg Dadang Supirku (Memandang Dan Menunjuk Bg Dadang) Oh iya...(Menoleh Lisa).
Raya Tak Melanjutkan Ucapannya Karna Melihat Lisa Sudah Tidak Ada Disana.
Raya : Lisa kok nggk bilng2 aku kalau mau pergi (Menoleh kiri kanan).
Raya pun Melanjutkan Bermain, Saat Hendak menaiki ayunan seseorang memegang pundaknya dan dia langsung menoleh dan Ternyata itu Lisa.
Raya : Lisa Kamu Dari mana? Knapa nggk bilng2 aku kalau mau pergi (Memandang Lisa)
Lisa : Maaf Raya, Aku Tadi Kerumahku..Itu (Menunjuk Sebuah Rumah Besar Yang Berada masih dalam Area Taman Bermain).
Raya : Lisa tadi aku nggk lihat ada rumah kamu disana (Memandang Rumah Lisa).
Lisa : Ayo kerumah aku..(Menarik Tangan Raya).
Raya : Bang Dadang Raya Main Kerumah Lisa (Berteriak dan Mengikuti Langkah Lisa).
Ternyata Teriakan Raya Tak Di Dengar Bg Dadang Yang Sedari Tadi Sibuk Bermain Game Dalam Ponselnya.
Lisa : Ayo Masuk Raya (Membuka Pintu Rumahnya).
Raya : Rumah kamu sama besarnya seperti Rumahku (Melihat Sekeliling Rumah Raya).
Lisa : Ayo Kekamarku (Menaiki Tangga)
Raya mengikuti ajakan lisa dan Masuk kedalam kamarnya. Lisa Dan Rayapun Terlihat Bahagia Saat Bermain Bersama.
Disisi Lain Matahari Semakin Meredup Membuat Bang Dadang Melihat Jam Pada Handphonenya.
Bg Dadang : Aduhh..Sudah Jam 5soree asik banget non Raya main sendirian (Berdiri dari tempat duduknya).

Bang Dadang pun Menyusuri Taman Bermain Dengan Alasan Hendak Mengajak Raya Pulang.

Bang Dadang : Non Raya..NonRaya....AyoPulang (Berteriak Dan Menoleh Kiri kanan).
jangankan Menjawab Teriakan Bang Dadang, Bang Dadang Saja sedari tadi tak Menjumpai Raya.
Bg Dadang Terus Berteriak memanggil Raya, Memutari dan Menelusuri Taman Bermain Namun Nihil Hingga Adzan Maghrib Dia Masih Saja Belum Menemui Raya.
Bang Dadang : Aduhh Non Raya kemana sihh, Atau mungkin Udah Pulang duluan kali ya (pikirnya dalam hati).
Bang Dadang pun memutuskan Untuk pulang karna berpikiran Raya Sudah pulang lebih duluan.
Sesampainya dirumah.
Bang Dadang : Siti...Siti...(Berteriak).
Bi siti : Apaan sih Dang, Maghrib2 kok teriak2 (kluar dari dapur).
Bang Dadang : Itu...Non Raya Mana?
Bi Siti : Lohh kokk kamu nanya aku..Jelas2 dari tadi siang dia pergi sama kamu.
Bang Dadang : Iyaa aku tau dia pergi sama aku, Maksud aku apa dia udah pulang kerumah?
Bi siti : Ya iyalah Kamu Aja udah pulang Pasti dia juga pulang sama kamu, Skrg Mana non Raya?
Bang Dadang : Aduhh Gmna ini (Memegang Kepalanya).
Bi siti : Gimna Apanya? Non Raya Mana?
Bang Dadang : Jadi Gini Tadi tuh Non Raya Main Di Taman Bermain Depan Komplek Sebelah ituu lohh...Trs dia ngilang gitu ajaa jdi aku pikir dia udah pulang dluan..(Menunduk).
Bi siti : Aduhh jdi Non Raya nya kmna, Gimana kalau di culikkk aduhh2 gmna inii...(Mondar-mandir).
BangDadang : Kamu Sihh Aku kan Udh Bilng Nggk mau Ngntr dia jalan2
Bi siti : Loh kok kmu mlah nyalahin aku, jelas2 Non Raya sama kamu kok bisa hilng tiba2, memangnya kamu nggk ngawasin diaa? ohh iya, jangan2 kamu cuma sibuk main game yang dihp itu kan daripada jagain non Raya? ayo ngaku? (Memukulkan Serben Yang Dia pegang ke Badan Bg Dadang).
Bang Dadang : Iya aku Ngaku, Jdi skrg Kita Hrs gmna?
Bi siti : Kita Harus Ngasi tau nyonya dan Tuan.
Bi siti pun Menelpon dan Memberitau Mama Papa Raya Atas Apa yang terjadi sesungguhnya dan Merekapun Akan Pulang Bsok Pagi Secepatnyaa.

Keesokann Paginya.

Papa Raya : Bi siti..Dadang...(Berteriak)
Bang Dadang : Iya Tuan..
Bi siti : Iya Tuan.
Mama Raya : Kalian Gimana Sih, Jaga 1 Orang Anak kecil aja Nggk Becus (Melangkah Masuk kedalam Rumah).

Merekapun Segera Menyebarkan Seluruh Foto Raya Dengan Info Anak Hilang, Mereka juga menghubungi Polisi untuk menyelidiki kasus yg dipikir mereka adalah penculikan. namun Semuanya Sia2 Setelah 3 Hari Masih Saja Tak Ada Kabar Atau Penjelasan Apapun Dari Polisi.

Mama Raya : Pa..Raya dimana pa..anak kita dimana..(Menangis Dan Memeluk Suaminya).
Papa Raya : Mama yg sbar ya kita dan polisi akan menemukan Raya secepatnyaa.. Sekarang lebih baik mama istirahat di kamar,  Bi siti Bantu Nyonya ke kamarnya..
Bi siti : Iya tuan.

Mama Rayapun Terbaring Didalam kamarnya, Tiba2 dia Berada Dalam Sebuah Taman Bermain Dan Dia juga Melihat Sebuah Rumah yg Juga terletak di dalam taman bermain itu, dia berjalan masuk ke dalam rumah itu dan melihat sekeliling Rumah itu...dia mendengar suara 2 orang Gadis Kecil yang sedang Bercakap2 "Kamu Senang nggk disini"  "Aku Senang Sekali akhirnya aku punya teman untuk bermain"  "Kamu mau nggak jadi teman aku dan kita akan main sama"   "Iya2 aku mau".
mama Raya Mengenali Salah satu dari suara itu.

Mama Raya : Itu suara Raya..(Pikirnya Dalam Hati). Raya...Raya...Ini mama nakk, Kamu Dimana nakk (Dia Berteriak dan menoleh kiri dan kanan).
Dia mendengar suara Raya lagi yang sedang tertawa seperti orang yang sedang sangat berbahagia.
Mama Raya : Suara Itu berasal Dari Atas (Pikirnya dalam hati).
Dia pun menaiki tangga rumah itu dan menuju sebuah kamar yang pintunya terbuka, firasatnya mengatakan bahwa anaknya Raya ada di kamar itu.
Saat dia berdiri tepat di pintu kamar yang terbuka itu dan betapa bahagianya dia melihat raya sedang bermain dengan Seorang Gadis Kecil Lainnya.
Mama Raya : Raya...Ayo kita pulang..(Dia berdiri di depan pintu).

jangan kan menoleh Mamanya, Raya saja tidak menjawab panggilan mamanya sepertinya Raya Tak Mendengar Panggilan Mamanya, Mama nya berniat masuk kedalam kamar itu dan memeluk Raya. Saat Hendak Melangkahkan Langkah pertamanya masuk kedalam Kamar, Bukan Raya yang menoleh Mamanya Melainkan Gadis Kecil yang bersama Raya, dengan wajahnya yg pucat dia Menatap Tajam Ke arah Mama Raya membuat Mama Raya Menghentikan Langkahnya.

Gadis Kecil Itu berdiri dan masih menatap Tajam mama raya, dia berjalan mendekati Mama Raya setiap langkah kakinya diikuti mengalir nya darah dari rambutnya ke bagian2 Wajahnya, dia semakin mendekat dengan Mata hitam yang tak ada, dia tetap menatap tajam Mama Raya Dan Semakin Mendekatinya melihat Pemandangan yang seperti itu mama Raya jatuh terduduk di lantai.
Anak itu menatap wajah mama raya dan mencekik lehernya dan berbisik di telinganyaa.."Kau bukan orang tua" Mama Raya Berteriakk dan Terbangun dari mimpinya..

BERSAMBUNG

Cerita Misteri : Dendam

Akhirnya Waktu Liburan Sekolah Telah Tiba,Dan Sesuai Yang Di rencanakan Intan dan juga 5 orang sahabatnya,Dewi, ,Adam, Raja dan juga guntur akan berlibur di sebuah Villa Milik Om Hendra Abangnya ayah intan, bersama istrinya Tapi Sekarang mereka berdua Telah Tiada.
Cerita Misteri : Dendam
Intan : Guys, Indah bangetkan Pemandangannya?(Turun dari Mobil)
Rara : Iya Tann indah bangett (Menikmati Udara segar)
Dewi : Indah Sih Indah Lu Nggk Liat Ni Kotor Banget Kya Nggk Pernh Di Bersihinn (Melihatt Sekeliling Villa).
Adam : Yaelah wi nanti kan Kita bisa bersihin sama2 (Melirik dewi).
Intan : Nggk perlu kita bersihin sbntr lagi juga bkln ada bu asih yg tinggal dkt sini,dia udh dibyar bokap gue buat Bersihin ni villa sm Masak buat kita selama seminggu disini (Menarik kopernyaa) Ayo masuk (Membuka Pintu).
Raja : Gila luas banget ni Villa syg bnget kalau nggk di sewain (Melihat Skitar dlam Villa).
Intan : Dari sebelum menikah Om Hendra Nggk Pernh Mau Nyewain. Trakhir ni Villa cuman Dipakek Om hendra sm Istrinya pas bulan madu mereka, Namun Naasnya Ada perampok datang kesini dan Membunuh mereka (Membuka Pintu Kamar), Yang Cwek Tidur di sini ya Yang Cwok Tidur di Kamar belakang (Menunjuk sebuah kamar).
Rara : Di Bunuh disini? ih gue jadi ngeri..(Melirik kirikanan).
Intan : Tenang aja Itu Udh Lama Banget Waktu Gue Kelas 6 sd.
Raja : Nggk ada kmar khusus gitu buat gue sm Dewi,Tan?(Tertawa).
Rara : Apaan sih lu ja mesum aja otak lu(Melirik raja)

Dewi Dan Raja memang sudah lama berpacaran.

Intan : Jngan2 macem2 ya ja?(Melirik Raja).
Dewi : Selow aja tan, Raja Cumn Bercanda Kokk (Sdikit tertawa).

Mereka kemudian masuk kekamar Yg sudh di jelaskn oleh intan, Stelah mengemasi pakaian mereka Masing2 mereka kluar kmar dan menuju meja makan.

Intan : Bu asih ya? (Duduk di kursi meja makan).
Bu asih : iya neng,mkan malam nya udh saya siappin dan Daun2 di teras udh juga sya bersihin, klau bgitu sya pamit pulng dulu ya neng (meninggalkn meja makan).
Adam : Tunggu Bu, knapa Nggk Nginep di sini aja?(Menghentikan langkah bu asih).
Bu asih : Tidak, ini sudah jdi kesepakattan sya dengan Ayah neng intan, Bsok pagi sya kmbali kesini untk menyiapkan sarapan kaliann permisii (berjalan keluar pintu).

Mereka pun bergegas makan malam,stelah menghabisi makanan di meja makan mereka kembali msuk ke kamar mereka.

Suasana di sana membuat mereka tertidur nyenyak,kecuali Intan Yang sedari tadi menahan Pipisnyaa.

Intan : Wi..wi..Bangun Temennin Gue pipis yukk,gue kebeletni(membangunkan dewi).
Dewi : apaan sih tan gue ngantuk ni,noh sm Rara aja (Melanjutkn tidurnya).
Intan : Ra..Ra temenin gue pipis yukk (Membangunkan Rara)
Tak ada jawaban dari Rara Nyenyak bnget ni anak keluh intan dalam hati.

Intan pun memutuskan untuk ke toilet sndirian, saat di dalam toilet dia merasakan hawa yang berbeda seperti ada yang mengawasinya,dlm keheningan tiba2 pintu toilet di ketuk oleh seseorang.

Intan : Siapa?

Tak ada jwaban tapi suara ketukan itu semakin keras.

Intan : Siapa? Jngn bercanda ya, ini Nggk lucu sumpah!(kesal)

Kembali tak ada jawaban, Suara ketukan itu semakin keras semakin kuat membuat pintu itu terbuka,dan Intan pun melangkah keluar toilet

Intan : Sumpah Ini nggk lucu! Gue kgak takut! Bercandaan kalian nggk lucu! (Intan berteriak)

Tiba2 intan melihat sekelibat bayangan wanita lewat di smpingnya menuju ruang tamu.

Intan : Siapa? (Dia mengejar wanita itu)

Intan melihat semua sisi yang ada du ruang tamu Nmun nihil tak ada siapapun di ruangitu. Dengan Bergegas dia kembali ke kamarnya.

Dia hanya melihat Rara yg tertidur pulas tapi tak ada Dewi di sana, kemana dewi? ini mnjadi tnda tanya besar bgi Intan,dan dia pun segera membangunkan Rara.

Intan : Ra..Ra..Ra..bangunn Dewi kmna?
Rara : palingan ke toilett (Mata yang masih terpejam)
Intan : Gue yng dri toilett mna ada Dewi

Mendengr ucapan intan Rara Langsung Bangkit duduk

Rara : Kemana Dewi? (Menatap intan bingung)
Intan : Udahh ayo kita cari..(Menarik tangan Rara).

Mereka pun bergegas ke kamar Cwokk dan mengetuk pintunyaa tapi pintu itu tidak terkunci mereka melihat ke dalam ternyata tidak ada siapapun.

Intan : Kemana Adam, Raja dan Guntur (Gelisah).

Intan dan Rara Memandang ke arah Pintu dpn Yang Terbuka Ternya di sana Ada Guntur dan Adam.

Guntur : Kalian Ngapain disini? (Memandang Intan Dan Rara)
Rara : Seharusnya kami yang nanya kalian ngapain disini
Guntur : Raja...Raja Nggk ada di kamarnyaa
Intan : Dewi Juga Nggak ada di kamarnyaa..
Guntur : Jangan-jangan mereka...???????

Guntur tak melanjutkn Perkataannyaa, Karena Tiba2 mendengar Suara Seorang Wanita Yang sedang Tertawa.

Guntur : Kalian denger?
Rara : Iya gue denger
Intan : Gue juga
Adam : Suaranya Berasal Dari Gudang,Ayo kita lihat.

Mereka berjalan menuju Gudang,Saat Membuka Pintu Gudang Suara Tertawa Itu Berhenti,Mereka hanya saling memandang dan membuka pintu Itu.

Mereka Kaget bukn kepalang Saat Melihat Raja yg tergeletak di Lantai dengn tubuh penuh dengan darah dengn kondisi perut yang terkoyak.

Intan : lu knapa ja? (Duduk di sebelah Raja).
Raja : Kalian Harus Pulang Suaranya Terbata-bata).
Intan : Kenapa?Siapa yang bkin lu bgini?(Menahan air mata)

Tak sempat menjawab pertanyaan Intan Raja Menghembuskan Nafas Terakhirnya, Tiba2 terdengar Suara Tawa Wanita yang bgitu Kencangg Suara itu terdengar seolahh2 gembira.

Guntuh : Suara itu dari Depan.

Guntur berlari ke pintu depan, Diikuti Rara Yang Berlari di Mengikutinyaa Mereka Meninggalkn Adam Dan Intan Yang Berada di Gudang.

Guntur Membuka pintu dan Ketika Ia Membuka Pintu Dewi Menyerangnya Dengan Kapak Yang di pegangnya Untungnya Guntur berhasil Menghindar Guntur Kembali Masuk kedalam dan mengunci pintu Depan Rara dan Guntur kembali Ke Gudang.

Rara : Gue Nggk Nyangka Banget Dewi Nyerang Guntur Dengan Kapak Dan Jangan2 dia juga yang bunuh Raja (Terbata2).
Adam : Nggk Mungkin Dewi Sayang Banget sm Raja.
IGuntur : itu Bukn Dewi, Dia seperti kerasukan Gue lihat mata Nya Sama sekali Nggk ada mata hitam (Mengunci Pintu gudang).
Intan : Jdi Kita Hrus Gmana (Menangis).
Rara : Kita pulang aja (Ikut menangis).
Intan: Gimna? apa kita pulang Gue udh bilng sm Supir gue buat jmput kita minggu depn (terbata2)
Adam : Gimana kalau kita ke rumah Bu asih saja.

Intan, Rara dan Guntur menggangguk tandanya Menyetujui Ucapan Adam,Saat Mereka Bergegas Berdiri, Jendela Gudang Terbuka dengan Sendirinya dan Seorang wanita Berambut panjang, Berwajah Pucat Dengan Darah Yang Mengalir Di Dua Bola Kelopak Matanya.

Wanita itu tertawa kencang membuat jendela terbuka tertutup secara berulang.

Intan yang melihat pemandangan seperti itu Tak Mampu menahan diri dan Pingsan.Bersamaan dengan Hilangnya wanita tersebut. Adam Dan Guntur membopong Badan intan dan saat mereka membuka pintu merekan melihat Badan Dewi yang terbujur kaku, dengan darah yang mememuhi lantai.

Rara : Dewi udh mati(mengecek denyut nadi dewi (menangis).
Adam : Cepat kita hrus cepattt kluar dri sini.

Mereka berlari menuju pintu depan dan saat pintu itu terbuka angin meniupnya sngt kencang membuat pintu itu kembali tertutup.

Rara : Ini terkunci (mencoba membuka pintu).
Guntur : Nggk mungkin jelas2 kuncinya sm Lu.
Rara : Gue nggk bhong gue srius ini terkunci (Keringat dingin memenuhi Wajahnya).
Adam : Kita kembali ke gudangg cepat!

Wanita Berwajah pucat berambut panjang Itu kmbali Berdiri di dpn pintu Tertawa Keras menatap Rara, Adam, Intan, juga Guntur bersamaan dengan Darah yng terus mengalir dri kelopak matanya.

Guntur : kita hrus cepat!

Mereka pun berlari Menuju Gudang Setelah mereka Masuk Merekan mengunci Pintu tersebut.

Adam : Mungkin wanita itu Yg Bunuh Dewi dan Raja (Melihat sekeliling gudang).
Rara : Tapi Kita salah apa? (Terbata2).

Tiba2 intan sadar dri pingsan nya Tapi Tidak Ada Bola Hitam Di Matanya.

Guntur, Adam, Rara Berusaha menjauh drinya Intan Berdiri Dan Mencekik Guntur,Dia Menghempaskan Guntur ke Tembokk Dan Darah Keluar dari Mulut Guntur, Intan Kembali Mencekiknya Sampai Guntur tak Bernyawa. dan intan Kembali Pingsan.

Rara : bangun tan bangun (Menangis).

Intan membuka matanya perlahan.

Intan : Gue dimana?
Adam : lu tadi Pingsan Dan Kerasukan Dan Lu Bunuh Guntur tan (Menatap intan).
Intan : Guntur?.

Intan Memandang Tubuh Guntur yang Sudah Tak Bernyawa.

Intan : Maafin Gue Tur, Gue nggk Sadar Maaffin guee (Menangiss).

Angin kembali bertiup dan membuat sebuah bingkai foto jatuh tepat di hadapan intan,Intan mengambil bingkai foto itu dan melihat foto itu.

Intan : Inikan om hendra, Tapi Wanita ini siapa? (melihat foto itu).
Rara : Lu liht apaan tan? (Menghampiri intan).
Intan : ini foto om hendra (memandang Rara).
Adam : Ini istrinya om hendra? (Menunjuk wanita pada foto itu).
Intan : Bukan Istri nya Om hendra itu tante Linda, Ini Bukn Tante Linda.
Rara : Eh lihat ni ada tulisan (Menunjuk tulisan Itu).
Intan : Hendra dan Darah? (Membaca tulisan itu).

Belum Juga sedetik setelah Intan Membaca Tulisan Itu Bdan Nya Bergetar Kencang Bola Mata Nya menghilang Tapi Kali ini dia tidak berdiri dan melakukan apapun tubuhnya hanya bergetar, di dalam keadaan seperti itu dia melihat Om hendra Sedang Berbicara dengan Gadis Yang Sangat cantik Di dpn pintu Villa ini.

Intan mengenali wanita itu persis sperti di foto yg ia lihat ya dia Darah.

Darah : Kamu Hrs menikahi Aku (Memegang tangan om hendra).
Om Hendra : Ibuku sudah menjodohkn ku,dan aku tidak akan tinggal di sini (melepas pegangan tangan Darah).
Darah : Tapi Hen, Aku Hamil dan ini anak kamu (meneteskan Airmata).
Om Hendra : Ayo kita bicara di dalam tidak enak kalau di lihat orang (menarik tangan darah).

Dan merekapun duduk dalam sebuah kamar yg skrg sudah di jdikan Gudang Oleh om hendra.

Darah : Kamu akan nikahhin aku kan hen? (menangis).
Om Hendra : Aku nggk bisa Nolak permintaan mama aku, Aku akan kasih kamu uang buat gugurin kandungan kamu.
Darah : Nggak hen,aku nggk mau ini darah daging kita aku akan bilng ke ibu kamu klau aku sudah hamil ank kamu jdi kmu akan di nikahkn sm aku.
Om hendra : tutup mulutmu brengsek, jngn menyadu apa2 kepda ibuku (menampar darah).

Setelah tertampar, Darah Terbaring d kasur dan Om Hendra Menutup wajahnya dengan Bantal Gadis cantik itu terus meronta-ronta smpai badannya tak lagi bergerak iya dia sudah tak bernyawa.

Om Hendra : Aku tak sudi menikah denganmu Kampungn!

Om hendra menyeret jenazah Darah dan membawanya ke Belakang Villa Dia Menggali Tanah Dan Memasukkan Darah Kedalam Tanah dan Menguburnya Tanpa Rasa bersalah Sdikitpunn.

Rara : Tan...tan..lu kenapa? (Menangis).

Akhirnya intan kembali normal dia terdiam dan meneteskan air mata.. sekarang intan tau siapa wanita yang membunuh teman2nya dia adalah darah..

Intan : Cepat kita harus ke belkang Villa cepatt!

Mereka berlari ke hutan belakang villa.

Intan : Ini Kuburan darahh...Cepat Bongkar kita harus menguburkn nya Dengan layakk.

Ditengah penggaliann. Darah Terbang Memutari mereka dan tertawa, Bersamaan dengan terpentalnya Rara ke pohon. Adam dan Intan Mnghentikan galiannya dan berlari menuju Rara.

Rara : Cepat kalian hrus selesaikan smuanyaa (Terbata2)
Intan : Kita Kerumh Bu asih saja skrg cpt.

Mereka berlari dan membopong Rara, Tiba2 Ada Sebuah Tangan Yang Menarik Rara Jauh Masuk Kedalam Hutan Belakang Villa.

Intan : Rara...(Menangis).
Adam : Ayo tan cpt kita hrus minta pertolongan kerumh bu asih.

Mereka berlari dalm ketakuttan stengah mati,akhirnya mereka smpai di dpn rumah bu asih tanpa pikir panjang mereka mengetuk dan memanggil bu asih, Bu asih yang mendngr nya langsung membuka pintunya.

Bu asih : Ada apa neng, Mlm2 gini? ayo silahkan masukk.

Tak ada jawaban saat bu asih bertanya mereka hanya duduk dan meminum air putih yg di hidangkn bu asih.

Adam : Bu asih tinggal sendiri?
Bu Asih : Smejak Suami sya meninggal sya tinggal bersma Anak saya, Tapi semenjak 5 tahun yang lalu anak sya menghilang dan smpai skrg tidak di temukan (menunduk). Itu anak saya (Menunjuk foto wanita cantik dalam sebuah bingkai).

Intan : Itu anak bu asih? Itu darah? (Terbata2).
Bu asih : Itu anak sya neng,anak saya satunya2 dri mana neng kenal dia?
Adam : Itu kan wanita yang ada di foto bersama om hendra.
Bu asih : Pak Hendra Pemilik Villa Itu? apa maksud kalian?
Intan : Om hendra yang udh bunuh darah bu, Dan dia mengubur jenazah nya di belakng villa, Om Hendra ngelakuin ini smua karna Darah Hamil Anak Om Hendra.
Bu Asih : Darah.....(Menangis).
Adam : Lu tau dri mna Tan? (Memandang Intan).
Intan : nanti gue Ceritaiin (Memandang Adam) Ayo bu kita harus menggali Jenazah Darah (Berdiri).

Mereka bertiga pun kembali ke Belakang Villa Dan Melihat Tubuh Rara yang sudah tak bernyawa.

Mereka pun segera menggali Tanah Tempt Darah di kubur.dan tiba2 Darah muncul di Belakang Adam dan Mencekik adamm.

Intan : Adamm...(Menangis).
Bu Asih : sudah cukup nak mereka tidak bersalah Hanya Hendra yng berslah nak (Menangis).
Darah : Aku puas bu aku sudah membunuh Hendra beserta Istrinya (Suaranya perlhan2 Terdengar Serak).

Berarti yang membunuh om hendra dan juga istrinya bukan perampok tapi Darah pikir intan dalam hati

Bu Asih : Sudah nak, Hentikan Ibu akan Menguburmu dengan Layak Dan dendam mu Juga sudah Terbalas pergilah nak Ini bukan disini tempatmu.(Meneteskan air mata).

Darah pun melepaskn tangannya pada leher adam dan dia Menangis dan Kemudiann perlahan menghilangg...

Keesokkan paginya...
Polisi datang untuk mengevakuasi Jenzah Rara, Dewi, Bagas, Dan Juga Raja.

Smntra Itu Bu Asih,Intan Dan juga Adam Berada di Pemakaman Darah Dan Menguburknnya dengan Layak.

Tamat

Cerita Misteri : Gerbang Gaib

"Gerbang Gaib"
Create By Hazizah Wulan P

Januari,1997

Pria Berseragam Sma itu terus berlari dan terus berlari sampai langkahnya terhenti Melihat Segerombolan wajah hancur itu tepat di hadapannya.

Januari, 2020

Aku Indi, Aku tipe orang yang sama sekali nggak percaya dengan adanya hal2 gaib atau dunia mahkluk lain selain Manusia,Aku beranggapan itu semua omong kosong atau tahayul.
Hari ini hari kelima aku tinggal di sini didesa yang berbeda jauh sama tempat tinggalku dulu,Dan hari pertama bagiku berlajar di sekolahan baruku.

Ibu : Indi,udah siang nanti telat (sdikit berteriak)
Aku : iya bu lagi siap2(menyisir rmbut)

Setelah sarapan Nasi Goreng sm telur dadar, aku pun bergegas menuju sekolahan baru ku dengan berjalan kaki, Semenjak ayahku di penjara karna kasus tindak pidana korupsi aku terpaksa tinggal didesa tempat ibuku dilahirkan.
Sesampainya di sekolah.

Aku : Gila ini sekolah atau museum tua banget (memandang gerbang sekolah).
Cerita Misteri : Gerbang Gaib
Aku pun bergegas masuk,saat melangkahkn kaki pertama kalinya melewati gerbang sekolah itu ntahh mengapa seluruh bulukuduk ku merinding,ah bodohamat pikirku dalam hati.
Hingga waktu memperkenalkan diri tiba.

Aku : NamakuIndi aku pindahan dari kota salam kenal (memperkenalkan diri).
Guru : Silahkan duduk di situ(Menunjuk sebuah kursi yang kosong).
Guru : kita mulai pelajarannya(Setelahaku duduk)

Tak ada yang istimewa dari sekolah ini,semuanya membosankan. Lonceng istirahat berbunyi,aku berjalan menuju kantin aku melewati kumpulan siswi yang tengah Mengobrol.

Salah satu siswi : Dia dari kota pantessan nggk tau(melirikku)
Aku : Kalian nyeritain aku?(menghentikan langkah)
Siswi lainnya : nggak kok, itu loh kemarin ada yang mati di sekolah ini,menurut cerita sih matinya di bunuh dedemit (memandangku).
Aku : bego banget sih kalian tahun 2020 masih percaya gituan (tertawa dan kemudian meninggalkan mereka yang ikutan tertawa setelah mendengar ucapanku).

Aku pun melanjutkan menuju kantin,ternyata di kantin sama2 membosankan seperti di kelas.

Aku : bu indomie rebusnya satu (memesan).
Ibu kantin : Dari kota ya? (memandangku)
Aku : Iya bu,kenapa?(memandangnya)
Ibu kantin : Pantesan (Suaranya kecil) nggk ppa silahkan duduk dulu nanti ibu anterin mienya kesana (menunjuk ke arah kursi kantin).

Akupun duduk dan tak lama setelah aku duduk indomie yang aku pesan akhirnya datang juga.

Ibu kantin : Silahkan (Menaruh mie dimejaku).
Aku : iya mksih bu (segera memakan mie tersebut).

Saat suappan kedua aku ngelihat mie di sendok yang aku pegang dan dimangkuk dihadapanku berubah menjadi cacing yang menggeliat2, karna kaget aku replek berteriak.

Aku : Cacing Cacing (Berteriak dan berdiri dari kursi).

Semua murid memandangku dan ada juga beberapa yang menertawakanku,karna malu gue spontan memesan teh es ke ibu kantin.

Aku : bu es teh satu (sdikit berteriak).
Ibu kantin : iya dek (membuat es teh).

Saat aku kembali duduk,semua cacing yang aku lihat di mangkuk dan d sendok kembali menjadi mie yg di antarkan ibu kntin sebelumnya, mungkin halusinasi pikirku. ibu kantin kembali kemejaku mengantarkan es teh. Yang tdi ku pesan.

Aku : Makasih ya bu (Meminum tehes)
Ibu kantin : sama2, kenapa tadi teriak2 (Mngelap tumpahan mie ku di meja).
Aku : nggk papa bu (sdikit menggaruk kepala).

Ibu kantin itupun meninggalknku. Baru saja aku di kagetkan dengan mie ku yang berubah menjadi cacing kini aku di kagetkan dengan es teh ku yang berubah menjadi warna merah darah yang kental dan berbau amis karna kembali kaget aku melemparkan teh es ku ke lantai.

Kembali aku memperhatikan teh es yang sudah tumpah di lantai dan sama halnya dengan mie yang kumakan sebelumnya, teh es itu kembali ke semulanya.

Aku : Apa yang terjadi denganku hari ini (kesalku dalam hati).

Setelah membayar makanan dan minuman yang tak sampai habis kunikmati itu,aku memutuskan untuk kembali ke kelas walaupun belum lonceng bunyi lonceng masuk kelas.

Dan lagi2 hal aneh menimpaku di tengah perjalanan menuju kelasku,aku melihat sekelompok murid2 dengan wajah hancur memakai seragam yg tak lagi utuh itu mendekatiku, aku berusaha memundurkan langkah kakiku mereka semakin mendekat, aku membalingkan badan dengan niat ingin berlari tapi naasnya sekelompok murid menyeramkan itu juga ada di belakangku, aku hanya terpaku mematung dan keringat dingin semakin membasahi badanku,kakiku yang gemetar rasanya sudah tak sanggup berdiri sekolompok menyeramkan itu semakin mendekat dan mendekat, karna rasa takut yang tak bisa kujelaskan itu semakin bertambah,aku mulai berteriak.

Aku :Ah...tolong..(menutup mata).
Tiba2 hp di saku ku berdering,aku berusaha membuka mata Perlahan, ini benar2 diluar nalarku,Tak ada Sekelompok murid yang menyeramkan itu disekitarku, yang ada hanya murid2 yang lagi2 memandangku dan menertawakanku karna ketakutan dan berteriak seperti orang gila.

Aku : mungkin mereka pikir aku orang gila (kesalku dalam hati).

Aku mengecek hp ku ternyata panggilan dari ibu.

Aku : Halo..iya bu kenapa? (membersihkan keringat di jidatku).
Ibu : kamu dimana kenapa nggk masuk sekolah (nadanya seperti marah).
Aku : Indi di sekolah bu, ini juga Indi lagi istirahat (melihat kiri kanan).
Ibu : Kamu jangan bohongin ibu tadi bu ratna telpon ibu dia bilang kamu nggak datang kesekolahan, kamu bolos ya (marah).
Aku : Sumpah bu,Indi di sekolahan kok, terserah deh kalau ibu nggak percaya (menutup telpon).

Aku : ibu apaan sih marah2 nggk jelas,lagian siapa juga yang nelpon ibu bilang aku nggak masuk skolah (kesalku dalam hati).

Akhirnya bel masuk kelaspun berbunyi,aku pun berjalan masuk kelas. Ditengah pelajaran aku kembali dibuat ketakutan seluruh teman kelasku dan termasuk gurukupun berubah menjadi sangat menyeramkan dengan wajah gosong dan hancur serta pakaian robek dan aku terbangun dari tidurku.

Aku : cuman mimpi (legahku dlm hati).

Ternyata aku ktiduran saat jam pelajaran.

Aku : bu permisi ijin ke toilet (mengacungkan tangan).
Guru : iya silahkan (sedikit tersenyum).

Aku pun bergegas ke toilet dan membasuh muka,tiba2 kobaran api memenuhi toilet, aku kembali membasuh muka karna aku pikir aku kembali berkhayal atau bermimpi, ternyata kobaran api itu masih ada ternyta ini nyata.

Aku : Tolong..api...tolong kebakaran..(berteriak).

Hpku kembali berdering,dan bersamaan hilangnya kobaran api d toilet.

Aku : Mungkin ada masalah dengan syarafku (pikirku dalam hati).

Ternyata lagi2 itu panggilan dari ibu.

Aku : Halo iya bu..kenapa mau marah lagi?
Ibu : Kamu di sekolahan yang gerbangnya warna putih itu?(tergagap).
Aku : ya iyalah bu, yang mana lagi kan dari balai desa belok kiri.
Ibu : Indi...pokoknya kamu harus keluar dari sekolah itu,cepat keluar nak keluar.

Tiba2 telpon dari ibu terputus,mungkin ibu yang menutup panggilan pikirku.

Aku : Mungkin ibu juga ada masalah dengan syarafnya(pikirku dalam hati).

Tiba2 kaca di hadapanku pecah, tiba2 air yang kugunakan membasuh muka berubah menjadi bewarna merah darah kental dan berbau amis sama seperti teh es ku waktu di kantin.

Darah itu terus mengalir membasahi seluruh lantai toilet, Aku berlari keluar meninggalkan toilet dengan niat hendak kembali ke kelas.

Kali ini aku kembali bertemu sekelompok wajah hancur dan gosong itu mereka kembali mendekatiku. Tanpa ucapan apapun aku berlari sekencang2nya. aku masuk di ruangan laboratorium berusaha sembunyi dari sekelompok mahkluk menyeramkan itu.

Tiba2 tepat dibelakangku,mahkluk dengan muka setengah meleleh kelantai,bola mata yang bergantung keluar dari kelopak mata, dia duduk tepat di sebelahku, aku berteriak dan kembali berlari. saat ini hanya telpon dari ibu yg aku tunggu.dan berharap stelah menerima telpon semuanya kembali seperti sedia kala.

Aku kembali bersembunyi di ruang perpustakaan, belum Sampai semenit aku di ruangan itu tiba2 perpustakaan dipenuhi kobaran api,aku berusaha untuk keluar dan kembali berlari sekelompok mahkluk menyeramkan itu masih di belakangku.

Aku kembali bersembunyi di ruang guru.
Aku : Apa yang terjadi d sini, kenapa semuanya berubah menjadi menyeramkan (melipat dengkul).

Seperti ada tetesan cairan kental di jidatku, aku membersihkannya kulihat tanganku ternyata cairan yang kubersihkan itu sama seperti yang memenuhi lantai toilet, jantungku berdegup kencang perlahan mataku kuarahkan ke atas, ternyata cairan itu berasal dari mata mahkluk hitam gosong yang dari tadi memandangku.

Lagi dan lagi aku kembali berlari, aku mengingat ucapan ibu yang menyuruhku segera keluar dari sekolahan ini, tanpa pikir panjang aku berlari menuju gerbang sekolah..

saat langkah pertama melewati gerbang, ibuku memelukku.

Ibu : Syukurlah nak kamu selamat ( mengelus kepalaku).

Ternyata ibuku bersama warga dan kakekku.
Aku : ini sebenarnya ada apa bu (melepas pelukan ibu).

Ibu tak menjawab pertanyaanku dia hanya membalikn wajahku menghadap ke arah sekolah, ini yg bikin aku syok melihat sekolah besar tempatku tadi berlajar skrg menjadi tanah kosong yang luas dan tandus,yang tak berubah hanyalah gerbang putih tempatku masuk dan keluar.

Suara kakek menghentikan lamunanku.

Kakek : ndok2 untung kamu ingat ucapan ibumu, kalau smpai lonceng pulang sekolah kamu belum keluar melewati gerbang ini kamu akan menjadi teman2 mereka selamanya seperti Sindi anak kota yang kemarin hilang, sama juga seperti wawan Yang hilang 24 tahun lalu dan smpai sekarang tak di temukan (menatap ke arah gerbang).

Aku : sebenarnya ini tmpat apa kek? (memandang kakekku).
Kakek : disini memang sekolah tetapi dulu sebelum sekolah besar ini hangus terbakar, mengakibatkan seluruh yang di dalamnya tewas dalam keadaan terpanggang dan yang tersisa hanya gerbang putih ini jalan masuk ke alam mereka (memegang pundakku).

Sudah2 sekarang bubar2 (menyuruh warga pulang kerumah masing2).

Ibu : Kamu sih budeg dari balai desa ibu bilang belok kanan eh kamu malah belok kiri (menjewerku).

Aku : aduh..sakit bu (melepas jeweran ibu).

Sekarang aku percaya mereka memang ada. Aku berjalan menyusul kakek dan ibu ku kembali kuarahkan pandanganku ke gerbang itu dan melihat wanita gosong dengan mata menyembul keluar,seolah berkata "SUDAH PERCAYA"
Aku memalingkan wajah dan kembali menyusul kakek dan ibu

TAMAT

Kuntilanak Dibelakang Rumahku Part 6

Dalam gelap malam dan sepi, saya duduk sendirian didalam kamar sambil melihat kearah luar jendela, saya merenung tentang apa teror arwah penasaran yang menimpa desa saya. Disaat saya sedang melamun, saya melihat gerak gerik bapak saya yang agak mencurigakan yang berada disamping rumah.
Kuntilanak Dibelakang Rumahku Part 6
Saya terus mengintai apa yang sedang dilakukan oleh bapak saya, saya melihat bapak saya berjalan mengedap-endap kearah kebun angker itu. Melihat pemandangan yang mencurigakan itu, langsung saja ku ambil hp saya dan kuhubungi Adi dan Dani agar segera merapat kerumahku.

Tanpa menunggu lama, Dan dan Adi sudah sampai dirumahku.

Adi : Ada apa Bud? Sepertinya penting sekali?
Saya : Tadi Gw liat gerak-gerik mencurigakan bapak Gw Di?
Dani : Wahhh.. parahh loe Bud!!! masa bapak loe sendiri Loe curigai!!!
Saya : Siapa saja perlu Gw curigai Dan jika ada gerak-gerik yang mencurigakan. Apalagi Gw sering liat bapak pulang malam-malam.
Adi : terus rencana Loe sekarang apa Bud?
Saya : Kita masuk ke kebun angker itu lagi Bro!!!! Gw yakin ada hal yang mencurigakan!!!
Dani : Busyeeetttt dah!!! Ogah kalo ke kebun angker itu lagi Bud...
Adi : Okey Bud,,,, Gw setuju ide loe... kita kudu masuk ke kebun angker itu agar kita tau apa yang dilakukan Bapaknya Budi.

Akhirnya kami sepakat untuk masuk ke kebun angker itu, meski ada rasa takut dihati kami namun kami harus tahu apa yang sedang dilakukan oleh bapak saya. Kami terus masuk jauh ke kebun angke ritu namun kami tidak menemukan keberadaan bapak saya.

Adi : Kemana lagi nih Bud? kita dah muter-muter di kebun ini tapi gak nemuin bapak loe???
Saya : Gw juga binggung kudu kemana lagi Di?
Adi : Gimana kalau kita kerumah Bu Yuni lagi Bud? Rumah yang paling dekat dengan kebun ini kan cuma rumah Bu Yuni?
Saya : Hhhhhmmmmmmm betul juga sih Di!!! tapi apa mungkin bapak Gw kesana? seperti gak mungkin dah!!!!
Adi : Kita coba saja Bud!!! yang penting kita usaha dulu!!! Gimana Dan? loe setuju kan (sambil menoleh kearah Dani yang dari tadi sudah ketakutan).
Dani : Gw ikut aja dah,,,,, terserah loe berdua mau kemana!!!

Kami bertiga berjalan mengendap-endap menuju rumah Bu Yuni yang memang letaknya tidak jauh dengan kebun angker ini. Sesampainya disamping rumah Bu Yuni, keadaan sangat sepi dan gelap sekali, tak ada lampu penerangan diluar rumah Bu Yuni yang menyala dan rumah Bu Yuni yang cukup besar itu pun hanya dihuni oleh Bu Yuni sendiri karena suaminya merupakan seorang kontraktor yang tak pernah tentu pulangnya.

Sesampainya dirumah Bu Yuni, kami mengelilingi rumah Bu Yuni, namun tidak menemukan keanehan sedikitpun, tapi kami melihat pintu belakang rumah Bu Yuni yang sepertinya tidak terkunci karena agak terbuka sedikit.
Adi : Kita mau kemana lagi Bud?
Saya : Kita masuk kerumah Bu Yuni!!!
Adi : Gila Loe Bud!!!!! Nanti kita disangka perampok??? apa malah nanti kita yang dituduh pembunuhnya Yanti?
Saya : Felling Gw mengatakan kita kudu masuk kerumah itu Di?
Dani : Kita dah sejauh ini, keknya benar juga Ide Bud...Di!!!!
Saya : Nahhhh,, Dani dah setuju, kita masuk saja!!!!
Adi : Okey kalo begitu Bro!!

Kami bertiga mengendap-endap masuk kerumah Bu Yuni lewat pintu belakang yang tidak dikunci. Rumah Bu Yuni memang cukup besar, ada beberapa kamar yang ukurannya cukup besar. Samar-samar dengar suara cekikikan laki-laki dan suara cekikikan perempuan dari dalam salah satu kamar.

Saya : Stttttttt.. Coba kalian dengar baik-baik!! sepertinya ada suara cekikikan bro (sambil berbisik ke Adi dan Dani)
Dani : Iya bro... Gw juga denger!!!!! Jangannn-jangannnnnnnn suara cekikikan kuntilanakkk bro!!! kita pulang aja bro!!! (sambil ketakutan).
Adi : Bukannnn Dan!!!! ini ada suara laki-laki juga soalnya.. keknya suara bapak Loe Bud (sambil menunjuk ke arah Budi).
Saya : Iya Di.... sepertinya suara Bapak Gw dan suara Bu Yuni... kita kudu temuin suara cekikikan itu Bro??? Ada yang tidak beres kayaknya nih!!!

Kami mengecek satu per satu kamar yang ada dirumah Bu Yuni, hingga saat akan mengecek salah satu kamar lewat lubang kunci, kami melihat 2 sosok laki-laki dan perempuan yaitu Bapak Gw dan Bu Yuni sedang asik berduaan diatas ranjang,

melihat pemandangan yang tidak enak dipandang itu membuat Gw naik pitam, Gw langsung dobrak pintu kamar dan memang benar, yang ada didalam kamar adalah bapak Gw dan Bu Yuni yang sedang asik-asiknya bermesraan.

Pukulan demi pukulan kami layangkan ke arah bapak Gw, Gw udah tidak pandang lagi siapa yang Gw pukuli, Gw tidak pernah menyangka dengan apa yang dilakukan Bapak Gw. kami memukuli Bapak Gw hingga benar-benar terkapar tak berdaya, darah mengalir diwajar Bapak Gw. Gw melihat pemandangan seperti itu, bukannya Iba malah ingin rasanya membunuh bapak Gw. Gw gak sudi memiliki bapak yang berwatak seperti itu.

Bu Yuni : Tooolonggggg... ampuni kamiii....toolonggg.... (sambil mengiba)
Saya : Diammmmmmm kamu jahanammmm!!!!! sudah untung kami tidak memukuli kamu!!!!!!!!
Bu Yuni : Tollonggggg lahhh Buddddd,,, jangan sakiti Bapakkk kamuu.... kami Khilaffff.. tolonggggg maafkan kami (sambil mengiba dan menangis)
Adi : Sudahlah Bud.....sebaiknya kita jangan main hakim sendiri..kita perlu banyak informasi dari mereka berdua tentang kematian Yanti dan Bu Minah...
Dani : Iya Bud,, benar apa kata Adi.... ini saatnya kita mengungkap misteri pembunuhan Yanti dan misteri gantung dirinya Bu Minah....

Akhirnya kami putuskan untuk berhenti main hakim sendiri, kami mendudukkan mereka berdua untuk mengintrogasi tentang kejanggalan-kejanggalan dari kematian Yanti. Berdasarkan informasi dari Bapak Gw dan Bu Yuni, tewasnya Yanti sebenarnya dibunuh oleh Bapak Gw dan Bu Yuni karena memergoki mereka berdua sedang selingkuh. mendengar penuturan tersebut membuat emosi Gw naik lagi, Gw layangkan piring yang kebetulan ada disisi Gw kearah Bapak Gw hingga tepat mengenai kepala Bapak Gw.

Saya : Mammmpussssss aja sekalian kamu pakkkkk... kamu benar-benar tega membunuh dengan keji seorang wanita yang baik-baik.

Tak terasa airmata menetes dikedua mata saya karena tidak tahan mendengar kenyataan yang terjadi dengan bapak Gw yang Gw kira seorang bapak yang baik. Apalagi ternyata bapak Gw lah yang memenggal kepala Yanti.

Kami bertiga tertunduk lesu seakan tak punya tenaga dengan penuturan-penuturan fakta yang disampaikan oleh Bapak Gw dan Bu Yuni.

Bu Yuni : Bud,,,,, maafkan kami Ya bud..... tenangkan hati kamu.... Saya bikin minuman buat kalian bertiga agar bisa menenangkan diri.
Saya : Ya.. silahkan saja.....

Kami bertiga langsung meminum minuman yang disuguhkan Bu Yuni, kami bertiga memang merasa cukup kehausan hingga menenggak habis minuman yang disuguhkan oleh Bu Yuni. 5 menit setelah menenggak minuman yang diberikan Bu Yuni, kepala saya terasa pusing sekali, Bumi terasa seperti berputar-putar hingga terasa mual dan ingin muntah.

Apa yang saya rasakan ternyata juga dirasakan oleh Adi dan Dani, bahkan Dani muntah-muntah hingga akhirnya tak sadarkan diri, dan disusul Adi yang jatuh terkapar disisi Dani.

Saya : Appp... aaappppp..apppaaa yangggg kkk ka, kaaa kkkauuuu beriiikan keparattttttt!!!!!!!1
Bu Yuni : Tenang saja bud..... saya tidak meracuni mu haahhahahahaha... saya hanya memasukkan seruk supaya kalian pingsannn hahahahaahahahaa (sambil tertawa terbahak-bahak)..
Saya : keparatttttt kauuuuuuuuuuu.

Saya mencoba tetap menahan rasa mual dan pusing agar saya tidak jatuh terkapar seperti kedua teman saya, namun apa daya, tubuh saya terasa lemassss sekali hingga saya juga terjatuh dan tak sadarkan diri.

Bersambung





Kuntilanak Dibelakang Rumahku Part 5

Hari terus berganti, namun perampokan disertai pembunuhan Yanti belum juga terungkap. Hantu Bu Minah dan hantu Yanti pun masih terus mengusik kenyamanan didesa kami. Saya, Dani dan Adi pun memang tidak berbakat sebagai detektif karena tidak bisa menemukan jejak apapun dari peristiwa perampokan dirumah Bu Yuni yang menewaskan Yanti.

Penampakan hantu Bu Minah dan Yanti pun sering kali terjadi. Apalagi jika selepas maghrib, setiap orang yang melintasi kebun dibelakang rumahku pasti dijumpai oleh penampakan Bu Minah yang sangat menyeramkan.

Suatu ketika ada warga (Sebut saja namanya Pak Bambang) ingin buang hajat disungai. Maklum didesa saya belum banyak warga yang memiliki MCK sendiri dirumahnya. Jika ingin pergi ke sungai maka jalan akses satu-satunya yang cukup mudah adalah melintasi kebun yang ada dibelakang rumahku.

Pukul 10 malam, pak bambang memberanikan diri untuk pergi kesungai sendirian. Pak Bambang memang orang yang cukup penakut, namun karena sudah tidak tahan ingin buang hajat maka pak Bambang beranikan diri untuk pergi sendirian ke sungai yang berada tidak jauh dengan kebun yang ada dibelakang rumahku.

Pada waktu melewati kebun yang ada dibelakang rumahku, pak Bambang memang sangat ketakutan sekali, apalagi sudah cukup banyak warga yang melihat penampakan mengerikan dari Bu Minah atau Yanti yang sering muncul disekitar kebun dibelakang rumahku itu.

Dengan ditemani senter kecil, pak Bambang berjalan pelan menyusuri kebun angker itu. Pak bambang tak berhenti-hentinya berdoa memohon lindungan Allah SWT agar tidak diganggu arwah Bu Minah dan Arwah Yanti.

Pada saat melewati pohon kelapa yang cukup tinggi, terdengar seperti buah kelapa yang jauh. Suara buah kelapa yang jatuh itu terdengar sangat keras sekali. Suara itu juga membuat pak Bambang ketakutan, seluruh badannya menggigil ketakutan tapi pak Bambang sangat penasaran dengan suara benda jatuh yang amat keras itu.

Pak Bambang mencoba mencari asal suara benda jatuh itu, Pak Bambang berputar-putar untuk mencari benda jatuh itu, namun tidak membuahkan hasil. Saat sedang fokus mencari asal suara benda jatuh itu, tiba-tiba terdengar suara sesosok wanita yang cukup membuat pak Bambang ketakutan.

Suara Wanita : Pak Bambang............... Tolong cari-kan ya pak!!!!!!!!!!!

Suara wanita yang meminta tolong untuk dicarikan sesuatu sangat tidak asing bagi pak Bambang, Pak Bambang sangat mengenal suara wanita itu, namun pak Bambang tidak berani berasumsi lebih jauh karena sudah dihantui rasa ketakutan yang amat sangat.

Pak Bambang berinisiatif untuk cepat-cepat pergi meninggalkan kebun angker itu. Dengan sigap, pak Bambang melangkah pelan-pelan untuk segera keluar dari kebun. Namun lagi-lagi terdengar suara yang membuat bulu kuduk Pak Bambang berdiri semua.

Suara Wanita : Pak Bambang.......... Toooolooonggggg CCaaaaarriiikannnnn Pakkkkkkkk!!! Tolonggggg carikannn kepala saya yang tadi jatuhhhh pakkkk.....

Dalam hati kecil Pak Bambang sudah mengira bahwa suara tersebut adalah suara Yanti yang mati dibunuh dengan kepala yang dipenggal, namun pak bambang tidak berani menoleh kearah suara tersebut. Pak Bambang tetap mengacuhkan asal suara tersebut yang terdengar cukup dekat dengan posisi pak Bambang berdiri.

Karena sudah tidak kuat lagi menahan rasa takut, Pak Bambang memutuskan untuk berlari secepat-cepatnya meninggalkan kebun angker itu, namun saat pak Bambang akan mencoba terlari, tiba-tiba kaki Pak Bambang tersandung sesuatu. Pak Bambang pun langsung menoleh ke benda yang membuat pak Bambang hampir terjatuh karena tersandung.
Kuntilanak Dibelakang Rumahku Part 5

Saat senter kecil pak Bambang disorotkan kebagian bawah tiba-tiba pak Bambang melihat sesuatu. Tepat didepan kaki pak Bambang tergeletak sesosok kepala tanpa badan yang sangat tidak asing buat pak Bambang. kepala tersebut adalah kepala Yanti yang terpisah dari badannya.

Pak Bambang : Setaaaaaannnnnnnnnnnn.......Toooooollloonggggggggggggggggggg.... Seeettaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.

Tanpa menghiraukan keadaan disekitar kebun angker tersebut, pak bambang berlari secepat-cepatnya agar segera keluar dari kebun angker itu. Pak bambang belari menuju rumahku hingga sampai dirumahku untuk meminta pertolongan, Pak Bambang menceritakan apa yang baru saja Pak Bambang alami.

Mendengar cerita menyeramkan tersebut membuat saya, Dani dan Adi semakin ciut nyalinya untuk menyelidiki rumah Bu Yuni dimalam hari. Namun saya masih tetap penasaran dengan misteri kematian Bu Minah dan Yanti yang belum terungkap ini.

Bersambung

Kuntilanak Dibelakang Rumahku Part 4

Belum juga reda tentang munculnya hantu Bu Minah yang membuat geger warga, kini warga dikejutkan oleh tewasnya Yanti anak Bu Minah dengan cara yang cukup sadis dan tidak wajar.
Berdasarkan pengusutan dari pihak kepolisian juga memang ada perampokan disertain pembunuhan karena barang-barang berharga dirumah Bu Yuni seperti emas dan sejumlah uang hilang tapi saya sendiri masih tidak percaya kalau kematian Yanti itu karena perampokan. Karena merasa curiga, saya mengajak Dani dan Adi untuk menyelidiki kasus pembunuhan ini.
Kuntilanak Dibelakang Rumahku Part 4
Saya : Dan, Gw masih gak percaya dengan perampokan disertai pembunuhan di rumah Bu Yuni?
Dani : Gak percaya gimana maksudnya bud? Kan polisi juga sudah bilang kalau itu adalah kasus perampokan!!!
Saya : Gw merasa janggal aja Dan, soalnya malam pas kejadian perampokan, Gw masih melek dan tidak ada hal-hal yang janggal dirumah Bu Yuni!!!
Dani : Ahhh.. masa sih? Trus mau loe gimana? Kita jadi detektif gitu? Buat nyelidikin sendiri?
Saya : Tepattttttt sekali Dan, kita selidiki kasus ini Yuk?
Dani : Somplak loe Bud.... Loe kira loe itu james bond apa????
Saya : Kita ajak Adi juga sob buat nyelidikin.
Dani : hhmmmmmm.. . Nah kalau bertiga gw setuju Bud!!!! Setidaknya ada orang yang pinteran dikit... loe ma gw kan bloon nya ga ketulungan hahahaha.

Saat Adi diajak untuk selidiki kasus ini, dia setuju sekali karena Adi memang suka dengan hal-hal yang berbau misteri untuk diungkap.
Malam setelah kejadian pembunuhan Yanti, kami bertiga kumpul dirumah saya. Kami merencanakan berbagai macam agenda untuk mulai menyelidiki kasus pembunuhan Yanti, mulai dari mengamati rumah Bu Yuni hingga mencari jejak-jejak si perampok.

Saya : Di, Dan... malam ini mau ngapain nih?
Adi : Kita amati rumah Bu Yuni aja?
Dani : Apanya yang harus diamati? Masa malem-malem kita kudu ngintip-ngintip rumah orang?
Saya : Bego!!!! Namanya aja detektif lahhh.. ya kudu ngintip-ngintip kek James Bond!!!

Kami bertiga sepakat untuk mengamati rumah Bu Yuni. Tepat pukul 11 malam, kami mengendap-endap menuju rumah Bu Yuni lewat kebun dibelakanf rumahku.
Rumah Bu Yuni tidak jauh dari rumahku, kami hanya perlu melewati kebun dibelakang rumahku untuk sampai di samping rumah Bu Yuni.

Saat kami sedang melintasi kebun dibelakang rumahku, tiba-tiba tercium bau yang amat amis sekali, bahkan bau amis itu membuat Dani muntah-muntah.

Saya : Bau apaan ini? Amis banget bro!!!
Adi : Ga tau nih!!! Apa jangan-jangan ada mayat lain lagi yang dikubur disini?
Dani : Ahhh... mayatnya siapa bro? Kan ga ada warga yang merasa kehilangan sanak saudaranya???
Saya : Tunggu...  tungguuu!!!! Ini kan kebun tempat Bu Minah bunuh diri sob..
Dani : Waaduhhhhhhhh.... iya gw lupa sob... gimana nih? Kita keluar dari kebun ini aja.. tu didepan sana pohon tempat Bu Minah gantung diri sob (sambil menunjuk ke arah pohon durian tempat Bu Minah gantung diri).

Belum juga obrolan kami selesai, tiba-tiba kami mendengar suara cekikikan wanita yang asalnya entah dari mana. Mendengar suara cekikikan tersebut, sontak saja membuat kami saling bertanya satu dengan lainnya.

Dani : Su...ssuu.. suaa... suuaaraaa aaapp.. appaannn tuhh.... (dengan terbata-bata).
Adi : Diemmmmm aja Dan, kita keluar aja dari tempat ini (sambil berbisik).

Saya yang dari tadi memang sedang fokus mengamati keadaan disekitar kebun angker ini menggunakan senter, tiba-tiba melihat sesosok perempuan berbaju putih yang sedang duduk dibawah pohon rambutan.

Saya : App.. apppaaaannn tuuuuuuu brroo (sambil menunjuk kearah pohon rambutan).
Dani : Iiittt..iitttt. ituuuuu ...kunnnnttilanakkkk brooooo.... Lariiiiiiiiiiii.

Tanpa tunggu komando lagi, kami bertiga langsung berlarian meninggalkan kebun angker dibelakang rumahku hingga kami sampai didepan rumah saya.

Saya : Gilllaaaaaaaaaaa... Arwah Bu Minah nonggollll muluuuuuuu..
Adi : Kalau kayak gini mah rencana kita bakalan gagal untuk mengamati rumah Bu Yuni.
Dani : Gimana kalau kita mengamati rumah Bu Yuni siang-siang aja (sambil ngos-ngosan).
Adi : Guuoooblokkk lue Dan.. siang-siang ya rame bro!!!!

Saat sedang tegang-tegangnya dengan obrolan kami, entah dari arah mana, bapak saya sudah ada didekat kami.

Bapak : Habis ngapain kalian? Malam-malam begini masih keluyuran???
Saya : Aa.. anuu pak...habis ronda pak!!! Takut ada rampok lagi!!! Bapak sendiri dari mana? Dari tadi sore engga kelihatan?
Bapak : Ooowwwhhhh.. bapak habis dari sawahhh.

Tanpa bicara lagi, bapak langsung masuk kerumah dan meninggalkan kami. Mendengar jawaban bapak, sepertinya ada yang janggal. Kenapa malam-malam begini bapak baru pulang dari sawah? Apa yang bapak lakukan disawah malam-malam begini?

Berbagai macam pertanyaan terus timbul dibenak saya, sepertinya ada yang aneh dengan bapak saya. Apakah bapak saya perampoknya? Ahhh.... entah..lahhhhh

Bersambung

Cerita Misteri Sahabat Dari Bukit

Nama Gue Candra Kusuma, Lebih Akrab dipanggil Candra. Gue Anak  Semata Wayang Wajar Kan kalau Papa Mama gue sayang banget sama gue. Alarm gue berbunyi Tandanya Gue harus bangun dan siap2 Buat berangkat sekolah dan nggak lupa sama tas besar yang udah gue siappin tadi malem yang isinya perlengkapan buat mendaki hari ini, karna ada acara dari sekolah buat mendaki bareng seangkatan gue.
Cerita Misteri Sahabat Dari Bukit

Mama : Kok Sekolah Bawa tas gede banget (Sedang mengoles roti dengan selai).
Gue : Ya ampun...Sumpah ma candra lupa ngasih tau mama papa kalau hari ini temen" seangkatan candra bakalan mendaki (Sambil Mengunyah Roti).
Mama : Ni anak...Belum Juga Tua udah rada lupa(Ikutan memakan Roti).
Papa : Jadi kamu Hari ini kesekolah diantar bang Tarjo kan? (sibuk main ponsel).

Ohiya guyss, bang Tarjo itu supir kepercayaan bokap gue, istrinya bu Ina yang jadi pembantu gue dia kerja sama bokap nyokap gue dari gue masih di dalam perut dan sampai gue kelas x11 sekarang dia masih kerja di sini kebayangkan lamanya?

Gue : Iya pah diantar bang Tarjo aja, buruan udah telat ni (memeriksa barang di dalam tas).
Mama : Kalau kamu sama bang tarjo, papa kamu ke kantor sama siapa?(menatap papaku)
Papa : Nggk papa ma, papa bawa mobil sendiri aja (tak memalingkan wajahnya dari hp)
Aku:Bang tarjo...Bang buruan aku udah telat ni(sedikit teriak)
Bang tarjo : Iya den ayo..(berlari kecil keluar toilet).
Aku : Ma..Pa..aku pergi ya (Mencium tangan mereka)
Mama : iya hati" kamu nginep Berapa hari d bukit? (mengelus kepalaku).
Gue : Cuman Semalem doangkok ma, dahh aku pergi (berjalan keluar pintu).

Sesampainya di sekolah.
Edo : tuh si Candra (Menunjuk gue)
Bagas : Gila lu can..Lama banget bis udah mau berangkat ni (menepuk pundak gue).
Gue : yaelah lu kaya nggk kenal nyokap gue aja, yuk naik (meninggalkan mereka).
Edo : Dasar anak mami (Tertawa kecil dan menyusul gue).
Gue : Sini duduk di sini aja (Menunjuk tempat duduk kosong di sebelah gue).
Tari : Eh iya" (Tersenyum dan duduk di sebelah gue).

Tari itu wanita yang gue incar dari kelas X guys, gue kagum sama dia, dia cantik baik dan juga pinter bisa di bilang dia murid yang bikin pria satu sekolah berharap banget jadi pacar dia termasuk gue guys, kata temen" sih dia juga naksir sama gue tapi gue nggak pernah berani  nembak dia guys, takut di tolak belum tentu kan yang d bilang temen2 itu bener.

Sepanjang perjalanan temen2 bercanda bersuka ria dan bernyanyi smpai2 gue tertidur.

Pak khairul : Turun2 sudah sampai (mengetuk" bis).

Pak khairul kepala sekolah gue, karna suara pak khairul gue jadi kebangun.

Gue : eh udah sampai ya..(mengelus mata).
Tari : Udah can, lu tidur nya nyenyak banget (mengangkut tas nya).
Gue : eh iya ni tau" udah nyampai (berdiri dari tempat duduk).

Semua orang turun dari bis semua temen" berkumpul membuat barisan tak terkecuali gue, gue seneng banget guys karna ini pengalaman pertamakalinya gue ngedaki, udah nggak sabar ngerasain dinginnya besok subuh bangun di atas bukit dengan pemandangan yang pastinya indah banget.

Kami pun memulai doa menurut kepercayaan masing2
Pak khairul : jangan ada Yang terpisah ya.. Jangan ada yang nyoba jalur lain..Ayo kita mulai (memulai langkahnya sebagai pemimpin rombongan). Step demi step kami lewati, posko demi posko kami lewati tanpa ada masalah apapun.
Pak khairul : Kita istirahat sebentar disini (menghentikan langkahnya).

Semua anak2 duduk dan membuka perbekalannya, Gue memilih bersandar di sebuah pohon besar dan meminum air sambil sesekali memandang kiri kanan, Hingga pandangan gue tertuju pada sesosok wanita seusia gue, berambut sebahu, memikul tas seperti gue dan temen2, sepertinya dia juga pendaki tapi bukan dari rombongan gue soalnya gue sama sekali nggak kenal dia, karna rasa penasaran gue nyamperin dia dan ninggalin rombongan gue, dia melihat ke arah gue dan ketika gue ngedekat dia seakan ingin pergi.

Gue : Tunggu..(Menghentikan langkahnya).
Dia : Iya kenapa? (menoleh ke arah gue).
Gue : GilaAnjir.. Cantik Banget (Dalem Hati) Oh iya kamu Pendaki juga? kok sendirian rombongan kamu kemana? (Sesekali Menggaruk kepala).
Dia : Nama gue laras, iya gue juga pendaki, rombongan gue masih d bawah gue duluan karna pengen nyampai lebih cepat (Sedikit tersenyum).
Gue : Nama gue candra, itu rombongan gue (menunjuk ke arah tempat istirahat tadi).

Gue terkejut saat gue nunjuk ke arah rombongan gue mereka udah nggak ada.
Gue : Hah gue di tinggalin, gimana sih pak khairul memangnya nggak ngitung apa rombongannya kurang satu (kesal).
Laras : kamu bareng Aku aja (Memegang pundakku).
Gue : Memangnya kamu tau jalan ke atas? (menurunkan tas dari pundakku)
Laras : Tau kok tenang aja..kamu kepingin Bangetkan nyampai ke atas, ayo (mulai melangkah).
Gue : Kok dia bisa tau (Dalam hati) yaudah deh iya2 (menaikkan tas kepundak dan menyusul).

Gue pun memutuskan untuk ngedaki bareng dia ke atas dan benar saja sekitar 1 jam lebih kami sampai di atas, Sesampainya di atas Gue kembali terkejut karna tak melihat satupun dari rombongan gue disini.

Gue : loh kok..seharusnya merekakan udah nyampai duluan kok malah nggak ada (menurunkan tas).
Laras : Mungkin mereka lewat jalur lain makanya agak lama (Juga menurunkan tas).
Gue : Iya mungkin, Nggak nyangka banget akhirnya bisa sampai kesini gue seneng banget.

Gue dan Laraspun Membangun tenda masing2 dan gue berinisiatif ngumpulin kayu bakar agar nanti Rombongn Gue Nggak perlu Repot Nyari Kayu Bakar. Tanpa gue sadari Matahari hampir terbenam dan Rombongan Gue dan Laras belum juga nyampai di atas.

Gue : Kok rombongan gue belum nyampai juga ya ini udah lama banget (Menghidupkan api unggun).
Laras : Mungkin masih mendaki (Keluar dari tendanya).
Gue : Nggk mungkin, ini udah malem lagian dari bawah kesini kan nggak sampai seharian, Lagian kita juga sudah sampai dari sore d sini (menambah kayu d api unggun).
Laras : Mungkin mereka turun lagi nggak jadi ke atas (duduk d dpn gue).
Gue : Astaga ras, Muka kamu pucet banget kamu sakit? (memandang wajahnya).
Laras : Nggak kok mungkin cumn kedinginan (Mengusap badannya).
Gue : Ni pakai jaket gue (Memakaikan jaket).

Tanpa sengaja tangan gue nyenggol tangan dia.
Gue : Iya ras,Kayanya kamu memang kedinginan buktinya tangan kamu aja dingin kaya es (menghangtkaan tangan).
Laras : Iya ni..dingin banget (Semakin erat memeluk dengkulnya).
Gue : Oh iya, rombongan kamu juga kok nggak nyampai" di sini (menatapnya).
Laras : Mereka turun lagi mungkin seperti rombongan kamu, ngapain juga mikirin mereka yang terpentingkan, keinginan kamu buat sampai disini kan sudh terpenuhi (bangkit berdiri).
Gue : iya sihh..tapi..Ah sudahlah (sedikit menggaruk kepala).
Laras : Yuk...(Menarik tanganku).

Tanpa jawaban apapun dari mulut gue dia langsung saja menarik gue menuju ke arah batu besar.
Laras : Ayo naik (Mulai memanjat batu itu).

Tak ada sepatah kata pun dari mulut gue, gue hanya mengikuti apa yang gadis itu lakukan.
Gue : Ngapain sih kita pakek manjat2 segala ( membaringkan badan d atas batu).
Laras : Kalau kamu nggak mau, knp ikut? (berbaring d sebelahku).
Gue : Mau kok, Gue malah seneng bisa lihat bintang dari atas sini (Menunjuk bintang) Makasih ya udah bawa gue sampai ke atas (Memandang wajahnya).
Laras : Santai aja..(Menatap langit).
Gue : eh iya gue baru inget (Segera duduk dan mengeluarkan spidol).
Laras : Buat apaan? (Memandang gue).
Gue tak menjawab pertanyaannya,lalu segera menulis nama gue dan dia di atas batu.
Gue : Buat kenang2ngan (Menutup spidol).
Laras : Ada2aja (Kembali menatap langit).
Gue : Habis ini kamu mau mendaki dimana? (kembali berbaring di sebelahnya).
Laras : Nggak, aku nggk mau mendaki lagi, Aku kapok ditinggalin rombongan untung aja ada kamu, jadi aku ada temen (tetap menatap langit).
Gue : Hmm..Udah malem ayo tidur Masuk tenda (menarik tangannya).

Kami pun tidur di tenda masing2, Sampai Ketika gue terbangun. Ketika mendengar suara tangis wanita, suara ini tak asing ditelinga gue, Gue berusaha mengingat suara siapa itu, gue ingat itu suara nyokap gue, gue buka mata gue dengan perlahan, gue kembali mendengar suara nyokap gue berteriak memanggil dokter, tenda biru yang gue lihat saat menjelang tidur kini berubah menjadi ruangan besar saat gue terbangun.

Dokter : Alhamdulilah bu, anak ibu sudah sadar dari komanya (dokter menghadap nyokap gue).

Kata2 dari dokter membuat gue semakin bingung apa yang terjadi sebenarnya.

Mama : Makasih dokter.

Dan dokter pun meninggalkan ruanggn itu, belum sempat gue mengucapkan satu katapun Edo, Bagas dan Tari Masuk ke ruangan itu.

Tari : Bagaimana tante, bagaimana keadaan candra.
Mama : Alhmdulilah masa komanya sudah lewat.
Gue : Apaan sih ma..Siapa yang koma? (Bangkit duduk).
Mama : Pelan2 nak kamu masih lemah (membantu gue duduk)
Bagas : Yaelah can, lu bneran nggk ingat apapun (mentap wajahku).
Gue : Setau gue, gue lagi tidur d dalem tenda, di atas bukit yang kita daki, gue kaget pas bangun udah ada di sini.
Edo : Atas bukit? Lu mimpi atau ngayal kita aja nggak sampai keatas (tertawa kecil).
Suster : permisi bu, bisa langsung lunasi adminitrasinya (membuka pintu).
Mama : Iya sus (pergi meninggalkan kami).
Gue : Kalian memang nggak nympai atas tapi gue nyampai (Memandang Edo).
Tari : Gimana Lu mau nyampai atas can, lu aja langsung di bawa kerumah sakit (Memandang gue).
Gue : Apaan sih maksud kalian, Gue memang nyampai ke atas nggak sama kalian tapi sama Laras (Memandang mereka).
Bagas : Laras? maksud lu Wanita yang berambut sebahu itu? (Mentap gue).
Gue : Iya gas, Kok lu kenal dia (menatap bagas).
Edo : Lu serius can, mendaki bareng laras (Mendekat ke bagas).
Tari : Lu bercanda kan can? (Menatap gue).
Gue : Apaan sih kalian Gue Serius, memangnya kenapa sih (memandang mereka).
Edo : lu ingat waktu kita istirahat, saat lu bersandar di pohon besar? (memandang gue).
Gue : iya ingat memangnya kenapa? (penuh kebingungan).
Bagas : Saat kita mau ngelanjutin perjalanan, saat lu mau berdiri lu kepeleset dan jatuh kejurang belakang pohon itu (menatap gue).
Tari : Siapapun akan mati kalau jatuh dari jurang setinggi itu dan elu hanya koma (menatapgue)
Bagas : Lu tau nggak kenapa lu hanya koma (Menatap gue).
Edo : Karna lu Jatuh tepat di atas badan laras, Laras itu pendaki yang hilang sejak 3hari yang lalu sebelum kita mendaki, karna lu jatuh timsar akhirnya nemuin jenazahnya Laras (menatap gue).

Tari mengeluarkan Hpnya dan memunjukkan rekaman Vidio saat gue di angkat keluar dari jurang bersamaan dengan jenazah laras nya juga. Entahlah apa yang kualami semuanya seperti nyata.

Gue : Minggu depan kita kebukit itu lagi, gue akan buktiin ke kalian kalau gue nyampai diatas waktu itu.

Hari berjalan, tanpa terasa sudah seminggu berlalu, kami ber 4pun kembali mendaki bukit tersebut, sampai tibalah kami diatas.

Bagas : Gila lu can kok bisa hafal smpai kesini.
Gue : Udah gue bilng gue udah pernah nyampai disini, udah ayo ikut gue (meninggalkan mereka).

Gue mengajak mereka ke sebuah batu besar ternyata dugaan gue benar
Gue : Ni lihat (Menunjuk tulisan nama gue dan laras).

Tari, Bagas dan Edo hanya saling Menatap melihat tulisan itu, sementara gue terpaku melihat laras tersenyum dari kejauhan dan kemudian menghilang.

TAMAT

Create By Hazizah Wulan Pratiwi


Kuntilanak Di Belakang Rumahku Part 3

Sesampainya di rumah, saya langsung ceritakan apa yang saya alami ke bapak saya. Mendengar cerita tersebut tentunya bapak saya tidak serta merta percaya begitu saja karena bapak saya tidak begitu percaya dengan hal-hal gaib.

Bapak : Mungkin kamu halusinasi saja bud!!!.
Saya : Sumpah pak!!! Saya lihat dengan mata saya sendiri kalau kepala Yanti jatuh ketanah dan nggelinding kearah saya.
Bapak : Terus motor kamu langsung ditinggal?
Saya : Ya iya lah pak!! Mana sempet saya nyalain motor.. Saya pikirnya ya lari.
Bapak : Nah... itu mungkin trik kawanan begal yang ingin ngerampok motor kamu bud!!! Ayooo kita kesana, takutnya motor kamu hilang!!!!
Saya : Busyeeettttttt dah.... saya ogah kalo kesana lagi pak...
Bapak : Udah jangan banyak alasan... Mana ada setan Yanti... Yantinya aja masih idup.

Dengan sangat terpaksa saya ikuti bapak kembali ke tempat dimana saya melihat hantu Yanti. Saya merasa heran sekali, kenapa yang muncul hantu anaknya Bu Minah, bukan hantu Bu Minahnya, sedangkan Yanti sendiri masih hidup.

Saat saya dengan bapak kembali ke tempat hantu Yanti itu, tidak seorangpun disana. Motor sayapun masih dalam kondisi sama seperti saat ditinggal lari.

Saya : Tuh kan pak!!! Motor saya masih utuh... kalau tadi itu begal pastinya motor saya sudah hilang.
Bapak : Iya bukan begal tapi halusinasi kamu saja bud.. kamu ketakutan sehingga muncul hal-hal aneh diotak kamu bud.

Selama perjalanan pulang, saya diam saja karena masih dongkol sama bapak karena dikira halusinasi dan terlalu penakut, tapi jika ditelaah kembali omongan-omongan bapak memang ada benarnya karena hantu yang saya lihat adalah Yanti yang notabene masih hidup sedangkan hantu Bu Minah tidak saya jumpai malam ini.
Sesampainya dirumah, saya masih diliputi rasa penasaran tentang hantu Yanti itu hingga tanpa saya sadari saya tertidur.

Didalam tidur, lagi-lagi saya bermimpi aneh. Saya didatangi sosok Yanti yang tanpa kepala, tangan kanannya memegang perut dan tangan kirinya memegang kepalanya, penampakan menyeramkan dalam mimpi saya membuat saya ketakutan sekali, apalagi sosok Yanti itu mendekati saya sambil meminta pertolongan. Saya terus ketakutan hingga saya terbangun dari mimpi aneh itu.

Saat saya tersadar, hari sudah agak siang dan saat saya mengintip dari jendela rumah, dirumah Bu Yuni terlihat sangat ramai sekali. Banyak orang bergerombol didepan rumah Bu Yuni.
Melihat hal tersebut membuat saya penasaran dengan apa yang terjadi. Saya langsung keluar dari kamar menuju rumah Bu Yuni karena ingin tau apa yang terjadi, namun dihadang oleh bapak saya.

Bapak : Jangan kesana Bud!!!
Saya : Memang ada apa pak? Kenapa dirumah Bu Yuni ramai sekali? Suara tangis bu Yuni pun memekakkan sekali pak!!!.
Bapak : A..aann...anuuuu Bud!!!! Yanti dibunuh!!!!!
Saya : Appppaaa??????
Bapak : Iya Bud, Yanti tewas dibunuh...Kata Bu Yuni, semalam ada rampok yang datang kerumahnya dan membunuh Yanti.
Saya : Ah... mana mungkin semalam ada rampok pak? Sedangkan tadi malam saya susah tidur hingga menjelang shubuh!!! Saya sama sekali tidak mendengar adanya keributan atau teriakan dirumah Bu Yuni!!!
Bapak : Ah ... Sudah...lahhh.. itu bukan urusan kita.... yang penting kamu jangan cerita kesiapa-siapa kalau tadi malam bertemu hantunya Yanti, bisa heboh nanti Bud!!!
Kuntilanak Di Belakang Rumahku Part 3

Tanpa sepengetahuan bapak, saya menyelinap keluar rumah untuk melihat apa yang terjadi dirumah Bu Yuni. Setelah sampai disana, saya melihat jazad Yanti yang masih ditutupi kain dan disampingnya ada Bu Yuni yang masih menangis.

Terlihat juga beberapa polisi yang sedang menyelidiki kasus perampokan dan pembunuhan dirumah Bu Yuni.

Saya : Bu Yuni yang sabar yahh.. (kata saya setelah ada didekat Bu Yuni).
Bu Yuni : Iya mas, cuma saya tak habis pikir kenapa perampoknya tega sekali memenggal leher Yanti!!! (Sambil menangis).
Saya : Apaaaaaaa? Llee...leeehhherrrnya Yanti dipenggal?
Bu Yuni : Iya mas...

Mendengar perkataan Bu Yuni tentang kematian Yanti yang dipenggal lehernya membuat saya semakin terheran-heran dengan kejadian penampakan hantu Yanti semalam dan mimpi tentang Yanti. Saya merasa ada yang janggal dengan kematian Yanti dan ibunya.

Selama ini baru terdengar berita perampokan disertain pembunuhan sadis seperti ini. Rumah Bu Yuni memang terkenal mewah karena suaminya merupakan kontraktor sukses dijakarta tapi desa saya terkenal aman dan tentram.

Bersambung

Cerita Misteri : Pemuja Setan Part 2

Seminggu sudah aku dan adik ku mengisi hari hari bersama ayah, dan kita menghabiskan waktu jalan ke Mall, Restouran beli baju , boneka dan lain lain..Karena aku tau ini adalah hari terakhir tinggal bersama ayah, dan semua itu tidak bisa di gantikan dengan barang2 yang di berikan ayah.." andai saja bisa memilih..aku pasti akan memilih ayah untuk bersama kita"....aku hanya terdiam dan sedih saat mendengar percakapan ayahku dengan ibu di tlpn.
Cerita Misteri : Pemuja Setan Part 2

"Mah, ayah harap keluarga suami mu mau nerima anak anak kita dan di perlakukan dengan kasih sayang" ucap ayah.

" iya pah, nanti mamah akan kesana jemput si kakak ma adik" jawab ibu.

" sini nak peluk ayah, kalian jangan nakal ya selama kalian tinggal sama ibu" ucap ayah

"Iya ayah kita janji tdk akan nakal" jawab ku

Ayah berkemas pakaian nya untuk berangkat pagi ke luar negri..sementara aku dan adiku berkemas untuk pergi tinggal bersama ibu dan ayah tiriku..

"adek masukin aja semua mainan nya ke dalam tas kakak ya" ucap ku

" iya kak" jawab adik

Malam Hari jam 19:00 ibu ku datang dengan ayah tiriku dan akan menginap semalam, karena besok pagi nya aku dan farel akan ikut ibu kerumah suami ibu ku yang tidak lain adalah ayah tiriku ..

"Tittt, Tittt, Titt ( suara mobil datang)

"Haii sayang mamah kangen sama kalian berdua" ucap ibu sambil memeluk ku

"Kalian nanti bisa sekolah disana untuk sementara ya" ucap ayah tiri ku

"Iya om" jawab adik

"Hhmm jangan panggil om dong sayang,, dia kan ayah kalian juga, panggil saja ayah" ucap ibu ku

Aku hanya diam tidak terlalu bahagia dengan kedatangan ibu ku apalagi ayah tiriku..Tapi aku dibuat aneh sesekali melihat kalung yang di pakai ayah tiriku,, bagiku terasa Asing dan aneh dengan Bentuk nya yang menyeramkan semacam Lambang. " entah lah itu lambang apa, Ahh bodo amat" ucapku dalam hati..

Pagi hari nya aku mulai siap siap berangkat sama ibu

"Sayang maafin ayah ya' harus tinggalkan kalian,, jaga kalian baik baik ya, ayah sayang sama kalian" ucap ayah.

Lalu aku langsung memeluk ayah dengan meneteskan air mata

" kakak juga sayang sama ayah..ayah juga harus hati hati di jalan ya" ucapku sambil menangis.

Akhirnya aku dan adik ku berangkat yang lebih dulu lalu disusul ayah yang akan berangkat nanti ke Bandara.
Bersambung..

Kisah Nyata Hantu Kepala Buntung

Kisah Nyata Hantu Kepala Buntung-Ini adalah kisah nyata saya yg bertemu dengan hantu tanpa kepala. Oh ya,aku tinggal di salah satu desa di kota blora,jawa tengah.Kebudayaan di sini sangat banyak salah satunya adalah Lek-Lek-an(acara syukuran untuk bayi yg sudah berumur 30 hari).

Cerita dimulai dari sini, hari itu adalah malam jum'at kliwon malam di mana para setan bergentayangan katanya, dan tetangga ku sedang mengadakan tasyakuran bayi. Suasana sangat ramai kala itu, ada yang nongkrong, ada yang gosipin tetangga. Banyak juga anak kecil yang bermain petak umpet, ada 8 bocah termasuk aku.
Kisah Nyata Hantu Kepala Buntung

Kami bermain petak umpet sejak isya dan tak terasa udah jam 11:00 malam, karena aku kecapekan bermain aku pun beristirahat sejenak melepas lelah. Tapi teman ku masih bermain walau sudah larut malam, aku duduk di atas kursi yang terbuat dari akar pohon jati.

Malam itu entah kenapa terasa berbeda dari hari biasanya, aku duduk sambil ngeliatin teman yang masih bermain petak umpet, tiba-tiba dari kegelapan malam muncul orang yang bertubuh besar jalan mendekati kami, setelah aku perhatikan benar ternyata orang itu tidak mempunyai kepala dengan baju compang camping berlumur darah dan lumpur.

Anak yang sedang bermain petak umpet langsung lari berpencar dan aku langsung masuk ke dalam rumah, untungnya disitu ada pak dhe dan budhe ku dan langsung nenangin aku. Katanya memang disekitaran situ sering terjadi hal yang diluar nalar manusia, paling sering sih suara suara gitu. Setelah mulai tenang aku pun lanjut pulang walau perasaan takut masih ada lalu masuk kamar dan tidur karena besok sekolah.

Mentari sudah tersenyum menandakan hari sudah siang, aku pun bersiap untuk pergi sekolah. Setelah sampai di sekolah aku ingin menanyakan tentang penampakan semalam, tapi anehnya teman ku itu satu pun yang ingat kejadian tadi malam. aku pun mulai mempertanyakan, terus semalam aku bermain dengan siapa? Kenapa tidak ada yang ingat satu pun?.

Sejak kejadian itu, aku merasa seperti ada yang ngikutin sampai sekarang, hingga bisa merasakan hal yang tak kasat mata, entah secara langsung atau tidak langsung. Itulah cerita saya, semoga bisa menghibur untuk kalian tapi mungkin itu bukan hiburan bagiku.

Terimakasih min sudah mau mendengarkan cerita saya dan terimakasih lagi kalau mau mosting cerita saya ini.semoga mimin bisa selalu mosting cerita serem lagi untuk menghibur.

Kuntilanak Dibelakang Rumahku Part 2

Mendengar cerita mistis dari pak heri serta warga lainnya membuat saya tidak berani untuk keluar rumah dimalam hari, apalagi tepat dibelakang rumah saya lah kebun tempat bu minah gantung diri.
Namun pada malam jum'at tepatnya malam jum'at kliwon, saya disuruh bapak untuk menjemput tante saya yang datang dari jakarta ingin berlibur di desa saya. Awalnya saya menolak karena bapak saya menyuruh menjemput pukul 11 malam.

Saya : Bapak saja lah yang njemput tante!!! Budi takut nih keluar malam-malam gini... kan banyak yang liat penampakan bu minah pak!!!
Bapak : Bapak banyak urusan Bud. Lagian itu kan cuma cerita-cerita aja, kamu belum melihatnya sendiri kan? Jadi jangan percaya hal-hal begituan. Bapak tiap malam keluyuran ya ga liat apa-apa?
Dengan sangat terpaksa saya menuruti kemauan bapak untuk menjemput tante di statiun kereta api yang jaraknya cukup lumayan jauh dari desa saya.

Tepat pukul 11 malam saya stater motor matic ku, tak lupa juga membawa sebungkus rokok untuk mengusir rasa takut. Saat saya akan menjalankan sepeda motorku tiba-tiba terdengar suara teriakan dari tetangga sebelah. Dalam benakku bertanya-tanya "kenapa malam-malam begini ada suara wanita memanggil-manggil saya".

Bu yuni : Mas.. mau kemana!!!!!

Saat saya melihat kearah suara yang memanggil saya ternyata itu adalah suara Bu Yuni istri baru pak tarno. Istri pertamanya adalah Bu Minah yang mati bunuh diri. Bu minah sendiri mempunyai 1 anak wanita bernama Yanti umur 12 tahun yang kini tinggal dengan Bu Yuni, sedang pak tarno sendiri merantau di jakarta sebagai kontraktor sukses.

Saya : Eh... Bu Yuni.... Tak kirain hantu hehehe... Mau njemput tante saya distasiun Bu.
Bu Yuni : Saya ikut ya..... Saya mau ke stasiun juga nih.. mau njemput ponakan juga.....
Saya : Itu Bu Yuni bawa apaan yang ada didalam tas ransel?
Bu Yuni : Ah... ini cemilan buat iseng-iseng ngemil sambil nungguin ponakan kok!!!.

Tanpa rasa curiga saya pun langsung tancap gas menuju stasiun sambil memboncengkan Bu Yuni.
Adanya Bu Yuni yang ikut numpang ke stasiun membuat kekhawatiran saya akan kemunculan hantu Bu Minah menjadi berkurang. Setidaknya ada teman ngobrol sepanjang perjalanan.

Sesampainya di stasiun, Bu Yuni langsung pamit entah kemana. Saya pun tidak menghiraukan Bu Yuni karena fokus mencari keberadaan tante saya yang belum kelihatan batang hidungnya.
Setelah menunggu satu jam belum juga terlihat tanda-tanda keberadaan tante saya, saat saya sedang gelisah menunggu tiba-tiba terdengar suara whatsapp masuk. Saat kubuka ternyata terdapat pesan dari tante saya yang isinya mengabarkan kalau pas kereta api berhenti distatiun katanya dia ketiduran jadi tidak sempat turun dan sekarang tante saya masih didalam kereta yang tujuan akhirnya di surabaya. Tante berpesan untuk pulang saja.

Muka saya yang awalnya ceria, kini tiba-tiba menjadi pucat karena disuruh pulang saja oleh tante. Itu berarti saya harus pulang sendirian ke desa saya yang sedang diteror hantu Bu Minah.
Saya sendiri termasuk penakut, saya berfikir untuk menginap saja distasiun tapi takut ditungguin bapak di rumah. Mau ngabarin bapak dirumah tetapi bapak saya tidak punya ponsel.

Dengan terpaksa saya beranikan diri untuk pulang sendiri meski rasa takut sudah menyelimuti perasaanku. Saat memasukki desa saya, suasana desa saya benar-benar sangat sepi sekali, tak terlihat seorangpun yang keluar rumah. Apalagi sekarang sudah pukul satu dini hari, jam-jam dimana orang-orang sudah tertidur pulas.

Untuk mengusir rasa takut, saya berhenti untuk menyalakan sebatang rokok, kuhisap asap rokok dalam-dalam dan saat saya akan menjalankan kembali motor saya, tiba-tiba terdengar suara teriakan wanita yang meminta tolong.

Mendengar suara minta tolong membuat bulu kuduk saya langsung berdiri, ada perasaan takut namun ada perasaan penasaran dengan suara itu. Saya mencoba mencari sumber suara itu, saya yakin suara itu bukanlah suara bu minah karena terdengar seperti suara wanita muda.

Saat saya sedang mencoba berkeliling mencari sumber suara, tiba-tiba saya melihat sesosok wanita sedang duduk dibawah pohon sambil tangan kanannya memegang lehernya dan tangan kiri memegang perutnya.

Dengan rasa takut dan penasaran, saya mencoba mendekat ke sosok wanita itu. Saat saya sudah sangat dekat dengan sosok itu ternyata wanita itu adalah anaknya Bu Minah yang bernama Yanti.

Saya : Yanti!!!!!!!! (terkejut). Kenapa kamu disini?
Yanti diam saja tak menjawab, dia terus merintih menahan sakit sambil memegang leher dan perutnya.
Saya : Perut dan leher kamu kenapa Yan???
Kuntilanak Dibelakang Rumahku Part 2

Lagi-lagi tak ada sahutan dari Yanti. Yanti hanya menoleh kearah saya dan saat Yanti menjauhkan tangan dari perutnya tiba-tiba darah mengalir deras dari perutnya. Sontak saja, kejadian tersebut membuat saya panik. Saya mencoba melepaskan jaket saya untuk menutup darah yang mengalir. Tapi saat saya sedang mencoba melepas jaket, Yanti malah tertawa cekikikan dan saya melihat dengan mata kepala saya sendiri kepala Yanti jatuh ketanah saat tangan Yanti melepas pegangan di lehernya.

Saya : Ss....ssee....ssseeett... seettaannnnnnnnnnnnnnnnnnnn.
Tanpa Ba..Bi...Bu..lagi, saya langsung berlari meninggalkan Yanti dan sepeda motor saya sambil terus berteriak setan, setan, setan meski tak ada seorangpun yang mendengar.

BERSAMBUNG